Pedagang tradisional melakukan transaksi menggunakan uang Rupiah di Pasar Terapung Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Kamis, (12/5). Pasar Terapung Lok Baintan merupakan pasar tradisional di atas jukung (sampan) yang menjual beragam dagangan seperti hasil produksi pertanian dan perkebunan yang telah ada sejak Kesultanan Banjar pada abad ke-15. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/ama/16.

Jakarta, Aktual.com – Apa top of mind Anda tentang Kalimantan Selatan? Pasar Apung? Kuliner masakan ikan air tawar? Ikan goreng gurih Saluang? Batu akik Martapura? Sungai Barito? Monyet berhidung “petruk” panjang? Pekan depan, 16-20 September 2016, Kalsel akan menggelar Festival Budaya Pasar Terapung di siring Sungai Martapura, Jalan Piare Tendean, Banjarmasin.

Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Raseno Arya memastikan, Kemenpar mendukung acara tersebut. Rencananya acara pembukaan pada tanggal 16 Sept pukul 20.00 Wita dan bertempat di Siring Sungai Pierre Tendean kawasan Menara Pandang.

Untuk sensasi acaranya, juga banyak segudang agenda. Ada 9 lomba yang digelar pada Festival Budaya Pasar Terapung  yakni. Lomba Pawai Budaya, Banjar Fashion Carnaval, Festival Sinoman Hadrah, Lomba Permainan Tradisional Balogo, Festival Kuliner Daerah pada Kampoeng Banjar, Sasirangan Street Festival, Lomba Masak Para Shef Hotel dan Restoran, Lomba Jukung Hias Para Pedagang Pasar Terapung, dan Lomba Photo Objek Festival Pasar Terapung.

”Selama lima hari penyelenggaraan festival akan dipentaskan berbagai kegiatan seni dan budaya daerah, termasuk juga parade dan Jukung Hias di Sungai Martapura. Acaranya bakal dikemas sangat menarik,” ujar Raseno.

Pria asli Padang itu berharap, dengan adanya festival budaya tahunan ini akan banyak menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara, sebab pelaksanaannya juga berbarengan dengan hari jadi Kota Banjarmasin yang ke-490.

”Selain menjadi agenda pemerintah provinsi, festival budaya pasar terapung ini juga sudah menjadi agenda Kementerian Pariwisata, mari kita dukung dan datang ke Kalsel,” ujar ayah tiga anak itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar) Provinsi Kalsel, Mohandas H Hendrawan mengatakan, untuk urusan promosi pihaknya sudah menggenjot dengan sekuat tenaga. Bukan hanya di ranah nasional, festival ini juga dipromosikan via sosial media untuk pasar mancanegara.

”Lengkap semua informasinya ada di website acara ini,” ujar Mohandas.

Mohandas memaparkan, kedatangan wisatawan ke Kalsel ini terus meningkat. Apalagi Banjarmasin yang menjadi pintu masuk kedatangan wisatawan setiap minggu didatangi sekitar sekitar 5.000 wisatawan. Mereka mengunjungi obyek wisata siring Sungai Martapura, di mana ada wisata susur sungai dan pasar terapung.

“Kita yakin dengan terus meningkatnya kedatangan wisatawan ke daerah ini, target 100 ribu lebih wisatawan lokal dan 20 ribu wisatawan mancanegara akan tercapai, ini tentunya akan baik bagi perekonomian daerah kita,” ungkapnya.

Oleh karenanya, lanjut Mohandas, pemerintah provinsi dengan pemerintah daerah di 13 kabupaten/kota terus berupaya membenahi obyek wisata, selain menggelar kegiatan yang menggambarkan keunikan dan khazanah kebudayaan. Hal ini sangat layak dijual sebagai pendokrak kedatangan wisatawan ke Kalsel.

Kabid Pengembangan Pariwisata Kota Banjarmasin, M Khuzaimi juga menambahkan mengatakan, khusus tahun ini, selain Kemenpar, Pemprov bersinergi dengan Pemko. Pelaksanaan event yang terpusat seputaran Menara Pandang itu diharapkan lebih meriah.

“Kita sekarang kerja bareng. Jadi Pemko dan Pemprov kerja sama. Diharapkan gelaran lebih memancing turis asing,” kata Jimi.

Menpar Arief Yahya mengapresiasi kegiatan Festival ini untuk menjaring lebih banyak wisatawan baik nusantara maupun mancanegara ke Kalsel. “Selamat berfestival, sukses buat Kalsel,” kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka