Foto udara salah satu pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta, Jakarta, Selasa (2/8). Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan rapat terbatas mengenai reklamasi Teluk Jakarta yang diharapkan akan melahirkan keputusan formal terkait kelanjutan nasib proyek tersebut. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (LBP) mengatakan bahwa pemerintah sudah memperhitungkan nasib para nelayan yang berada di pantai utara Jakarta ( Pantura), ketika proses proyek reklamasi pulau G milik PT Agung Podomoro Land dilakukan.

Termasuk, pemberian sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekitar 12 ribu nelayan ketika akan melaut nantinya.

“Kami hitung ada 12 ribu. Semua akan diurus dengan baik. Mereka akan dapat rumah, anak mereka juga akan dapat bantuan sekolah, sampai kapal bagi nelayan yang diberikan sebanyak 1900-an,” kata Luhut disela-sela rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar), di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (14/9).

Dia juga menyebut mata pencarian para nelayan ketika proses reklamasi dilakukan juga sudah diperhitungkan dengan matang.

“Nanti mereka memang kalau di daerah (reklamasi) itu tidak bisa melaut lagi. Karena sudah tercemar dari dulu. Jadi mereka melaut 10-12 km dari tempat sekarang,” papar pelaksana tugas (Plt) Menteri ESDM itu.

“Malah mereka (nelayan) sudah ada di Natuna sekarang,” sebutnya.

Ketika ditanyakan soal situasi Natuna yang kurang kondusif karena adanya berbagai persoalan seperti pencurian ikan oleh kapal asing, Luhut mengatakan jika itu menjadi urusan pemerintah.

“Itu urusan kami. Kurang malah (nelayan yang kesana),” tandas dia.

Seperti dikutip dari Wikipedia, Natuna berada di salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Natuna merupakan kepulauan paling utara di Selat Karimata.

Di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, di selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi, di bagian barat dengan Singapura, Malaysia, Riau dan di bagian timur dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat. Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan.

 

*Novrizal

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang