Jakarta, Aktual.com – Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Wianda Pusponegoro membantah adanya minyak oplosan atau tidak sesuai komposisi pesanan yang dibeli melalu Glencore pada bulan September ini.
Wianda mengatakan pembelian minyak itu berjalan normal sesuai pesanan yakni dengan perbandingan 70% Sarir dan 30% Mesla. Jika memang komposisi itu terdapat perbedaan, tentu pihaknya melakukan penolakan.
“Pertamina impor Sarir/Mesla as normal export quality, sesuai assay yang diperiksa, 70%-30%. Pertamina tidak menerima Sarir/Mesla dengan komposisi yang berbeda. Dari pasar harga Mesla lebih mahal dari sarir, tapi assay yang diperiksa di pengolahan 70%-30%,” kata Wianda, Jumat (16/9)
Namun Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Inas Nasrullah telah mendapatkan informasi bahwa cargo yang telah dibongkar di Balikpapan ternyata didapat 77% Sarir dan 23% Mesla, artinya pembelian minyak tersebut tidak sesuai komposisi pesanan.
“Info dari Balikpapan, cargo yang dibongkar 77% Sarir dan 23% Mesla. Selisihnya cukup banyak juga, seharusnya Pertamina komplain ke Glencore karena seharusnya 70% dan 30%. Apabila Pertamina menerima, berarti ada permainan,” kata Inas.
Berdasarkan Informasi yang didapat Aktual.com, skandal tender yang dilaksanakan Pertamina pada bulan Juli 2016 untuk melakukan pemembeli crude oplosan (mirip kasus Zatapi), dilakukan kepada Glencore.
Pesanan itu seluruhnya akan datang pada bulan September ini, dengan perincian pada tanggal 13-14 September di Balikpapan melalui kapal MT Tataki, pada tanggal 16-17 September kapal dilaporkan akan datang dengan tujuan Dumai menggunakan MT Stavenger Blossom.(Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid