Jakarta, Aktual.com – Kebijakan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) melalui Keppres No 31 Tahun 2016 tentang Penetapan Gambar Pahlawan Nasional sebagai Gambar Utama pada Bagian Depan Rupiah Kertas dan Rupiah Logam Negara Kesatuan Republik Indonesia, disebut sebagai bentuk kepanikan pemerintah.
Direktur Center for Budget Analysis ( CBA) Uchok Sky Khadafi menilai jika Keppres yang dikeluarkan menjadi jalan pemerintah untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat saat ini.
“Pemerintah tambah panik nih. Bila uang beredar bertambah pada saat ini, artinya pemerintah sudah mulai putus asa, tidak punya jalan untuk menarik investor atau modal untuk investasi. Pada saat itu, negara betul-betul menuju bangkrut,” kata Uchok saat dihubungi, di Jakarta, Jumat (16/9).
Dikatakan Uchok, bukan suatu yang mengagetkan ketika pemerintah Jokowi banyak mengambil jalan pintas, lantaran gaya pengelolaan anggaran negara di pemerintahannya bak pengelolaan anggaran di level kelurahan.
“Pemerintahan Jokowi mengelola anggaran negara seperti pengelola anggaran keuangan kelurahaan sih. Kalau uang beredar saat lebaran atau tahun baru itu memang permintaan pasar atau rakyat,” sebut dia.
Masih dikatakan Uchok, ketika perubahan itu disertai penambahan jumlah uang maka akan menimbulkan pertanyaan besar.
“Untuk apa pemerintah melalui bank sentral ingin cetak yang banyak? untuk menutup defisit anggaran APBN. Bisa memang, tapi inflasi mengkhawatirkan dan bisa nilai rupiah tidak ada harganya,” tandasnya.
*Novrizal
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang