Jakarta, Aktual.com — Direktur Riset Stratak Indonesia Muhammad Ramdhoni menjelaskan, tingkat elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama masih tertinggi, dibandingkan dengan calon lainnya jika Pemilihan Gubernur digelar hari ini.
Akan tetapi elektabilitas tersebut tidak berbanding lurus dengan hasil simulasi head to head, saat kedua tokoh itu disandingkan dengan calon wakilnya. Hal itu merujuk pada hasil survei Stratak Indonesia yang digelar 2-10 September 2016.
“Hal ini cukup mencengangkan karena hanya Ahoklah yang hasil surveinya turun dari survei sebelumnya yaitu pada bulan Juni elektabilitas Ahok 48.2%. Sedangkan pada September 43.2%,” kata Ramdhoni saat memaparkan hasil survei pada diskusi bertajuk “Memprediksi Pemenang Pilkada DKI Jakarta 2017” di Hotel Mercure Jakarta, Sabtu (17/9).
Dalam survei ini, Stratak Indonesia membuat simulasi pasangan calon kepala daerah yang akan maju pada Pilkada DKI. Simulasi 5 nama kandidat, elektabilitas calon petahana menunjukkan angka 43.2 persen.
Pasangan petahana Ahok-Jarot ketika diuji dengan pasangan Rizal Ramli-Sandiaga, jarak elektabilitas antar pasangan ini cukup jauh yaitu 52.6% berbanding 28.2%. Sementara itu, Ahok-Jarot jarak elektabilitasnya lebih jauh lagi dibandingkan dengan pasangan Sandiaga-Mardani Ali Sera dengan persentase 55.4% berbanding 26.9%.
Pasangan Ahok-Jarot masih memimpin ketika diadu dengan pasangan Risma-Yoyok dengan persentase 51,4% berbanding 30.2%.
Akan tetapi pasangan Ahok-Jarot elektabilitasnya berada dalam margin error dengan Yusril-Saefullah, ketika dua pasang ini diuji. Persentase perbandingan menunjukkan angka 39.8% berbanding 35.4%.
“Bisa disimpulkan, jika Yusri-Saefullah maju, maka dia akan menjadi lawan berat, karena sangat mungkin pasangan ini menyalip elektabilitas pasangan petahana.”
Survei Stratak Indonesia menggunakan metode multistage random sampling terhadap 420 responden. Tingkat margin of error sebesar 4,78 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu