Manokwari, Aktual.com — Pengelola Bandar Udara Rendani Manokwari, Papua Barat melarang penumpang mengaktifkan telepon Samsung Galaxy Note 7 di dalam pesawat.

“Kami sudah siapkan banner, akan kami pampang di depan ruang tunggu penumpang. Setiap penumpang harus tahu potensi dampak buruk dari penggunaan ‘handphone’ itu di dalam pesawat,” kata Kepala Bandara Rendani Wahyu Anwar di Manokwari, Minggu (18/9).

Dia mengungkapkan, telepon pintar tersebut bisa meledak saat pesawat berada di udara. Kasus baterai handphone Samsung Galaxy Note 7 meledak sudah cukup sering terjadi, bahkan sudah mencapai puluhan kali terutama di negara-negara Eropa.

Dia tak ingin, hal itu dialami oleh para penumpang di Manokwari. “Daripada celaka lebih bagus jangan bawa sudah, dari pada setor nyawa di udara. Kabarnya handphone jenis ini pun sudah ditarik oleh produsen.”

Dia menambahkan, larangan tersebut berlaku untuk setiap maskapai penerbangan. Menindaklanjuti larangan tersebut pihaknya hanya sekadar memberikan saran kepada penumpang. Pihaknya tidak memiliki niat untuk menyita handphone.

Terkait larangan tersebut, sejumlah maskapai yang melayani penerbangan ke Bandara Rendani Manokwari sudah menerapkan larangan tersebut. Diantaranya adalah maskapai penerbangan Express Air.

Pemerintah Amerika Serikat Serikat, Kamis (15/9), secara resmi menarik peredaran telepon pintar Samsung Galaxy Note 7 setelah munculnya puluhan laporan soal baterai telepon yang meledak atau terbakar.

Komisi Keselamatan Produk Konsumen AS mengumumkan bahwa langkah itu termasuk penarikan satu juta unit Samsung Galaxy Note 7 yang telah terjual sebelum Kamis.

Selain menarik, para konsumen diharap untuk berhenti menggunakan dan segera mematikan Galaxy Note 7 yang dibeli sebelum 15 September 2016.

Konsumen pun dipersilakan untuk menghubungi operator telekomunikasi seluler, toko penjual atau Samsung.com tempat membeli telepon untuk mendapatkan secara gratis Galaxy Note 7 yang baru berisi baterai berbeda, atau uang kembali atau telepon baru sebagai penggantinya.

Atas penarikan ini, sebelumnya Samsung menerima 92 laporan dari wilayah AS terkait baterai yang terlalu panas, termasuk 26 laporan baterai terbakar dan 55 laporan kerusakan properti, termasuk munculnya api di mobil dan garasi.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu