PDIP resmi mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI 2017 mendatang. (ilustrasi/aktual.com)
PDIP resmi mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI 2017 mendatang. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Dengan dicalonkannya Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dalam Pilkada DKI 2017 nanti boleh jadi PDI Perjuangan membuka peluang pecahnya dukungan terhadap calon petahana yang ada saat ini.

Demikian disampaikan Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin saat dihubungi, di Jakarta, Rabu (21/9).

“Deklarasi dukungan terhadap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) membuka peluang pecahnya peta dukungan terhadap sang petahana,” kata Said.

Pecahnya peta dukungan itu, sambung Said, karena Ahok resmi menjadi kader partai banteng moncong putih, sehingga nendapat dukungan dari partai pemenang pemilu presiden 2014 lalu.

“Kuat dugaan Ahok telah menjadi kader PDIP. Merujuk peraturan PDIP Nomor 04 Tahun 2015 Tentang Rekruitmen dan Seleksi Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, disebutkan bahwa Calon yang telah ditetapkan oleh DPP PDIP wajib membuat surat pernyataan bersedia menjadi petugas partai,” sebut dia.

“Dengan menjadi kader, maka menurut Peraturan itu Ahok harus memegang teguh sumpah sebagai Anggota PDIP dan bersedia mengemban amanat partai,” tambahnya.

Akan tetapi, jika Ahok diharuskan masuk sebagai kader PDIP, maka boleh jadi peta dukungan terhadap Ahok akan berubah, karena sebagai petugas akan menjalankan dan mendahului kepentingan partai.

Karena Golkar, Hanura, dan Nasdem tentu akan mengalami kerugian secara politik bahwa Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur yang mereka usung keduanya adalah kader PDIP, padahal ketika didukung Ahok bukan milik partai manapun.

“Dalam kondisi seperti itu maka mungkin saja Golkar, Hanura, atau Nasdem akan mempertimbangkan kembali dukungannya terhadap Ahok,” pungkas dia.

Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Arbie Marwan