Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Irman Gusman mengenakan rompi oranye keluar dari gedung KOmisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Sabtu (17/9). Irman Gusman ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK atas dugaan suap terkait pengurusan kuota gula impor.Aktual/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mendalami komunikasi antara Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Irman Gusman dengan Direktur Utara Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Djarot Kusumayakti.

Dijelaskan Wakil Ketua KPK, Laode Muhamad Syarif mengatakan, komunikasi tersebut jadi pintu masuk untuk mengungkap kasus dugaan suap penambahan kuota pendistribusian gula impor untuk wilayah Sumatera Barat.

“Itu sudah masuk ke dalam materi penyidikan. Tapi intinya, pembicaraan itu merupakan pengantar KPK,” ungkap Syarif, di gedung DPR, Rabu (21/9).

Dugaan KPK, dalam komunikasi tersebut ada permintaan penambahan kuota gula impor untuk wilayah Sumbar. Permintaan inilah yang menurut lembaga antirasuah jadi awalan suap ke Irman.

“Salah satu poin yang akan didalami adalah rekomendasi,” jelas mantan Rektor Universitas Hasanuddin.

Seperti diketahui, Irman telah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik KPK, dalam kasus dugaan suap penambahan kuota pendistribusian gula impor untuk wilayah Sumbar.

Calon Presiden hasil konvensi Partai Demokrat itu diduga menerima suap Rp100 juta dari Dirut CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto, yang diserahkan langsung pada Jumat (16/9) malam.

CV Semesta Berjaya merupakan salah satu perusahaan yang mendistribusikan gula impor milik Bulog. Perusahaan ini telah menjadi mitra Bulog untuk pendistribusian gula impor ke daerah Sumbar dalam tiga bulan terakhir.

Laporan: M Zhacky Kusumo

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby