Anggota Fraksi PDIP Risa Mariska (kiri) dan Ichsan Soelistio (kanan) selaku pihak pengusul draf revisi UU KPK melakukan rapat dengan Badan Legisilasi DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/2). Dalam rapat tersebut dua anggota Fraksi PDIP itu mempresentasikan materi muatan revisi UU KPK sebanyak empat poin yakni masalah penyadapan, Dewan Pengawas, masalah penyelidik serta penyidik, dan proses penyelidikan dan penyidikan kasus korupsi. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama/16.

Jakarta, Aktual.com – Keputusan PDI Perjuangan untuk mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dianggap tidak merepresentasikan nafas partai sebagai partai ‘Wong Cilik’ atau partai yang membela kepentingan rakyat kecil.

Sebab, sebagaimana diketahui sebagai gubernur Ahok gemar sekali menggusur pemukiman warga dan suka pamer amarah.

Menanggapi hal tersebut, politisi PDIP Ichsan Soelistio mengaku setuju untuk tidak menyukai gaya kepemimpinan Ahok itu.

“Dalam satu sisi dengan cara dia menggusur tentu kita tidak suka,” ujar Ichsan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/9).

Namun, lanjut dia, dalam membangun Jakarta tidak bisa melihat pada masalah wong cilik semata. Tetapi kepentingan secara keseluruhan.

“Masalahnya kan enggak bisa lihat wong cilik, membangun satu kota sebesar DKI dari yang paling bawah sampai atas. Jadi bagaimana bangun Jakarta dengan sebaik-baiknya,” jelas Ichsan.

Menurutnya, pilihan untuk mendukung Ahok dikarenakan PDIP melihat adanya pembangunan yang berjalan.

“Kita akui juga bahwa ada pembangunannya, perencanaannya, perkara soal reklamasi soal itu (penggusuran) urusan belakangan,” ungkap anggota Komisi III DPR ini.

Ichsan meyakini, sebelum akhirnya memilih mengusung Ahok, pastinya Megawati selaku ketua umum partai sudah membicarakan gaya kepemimpianan Ahok dalam beberapa kali pertemuan.

“Mungkin sudah dinasihati ibu (Megawati), kamu jangan terlalu ini, Dipanggil beberapa kali tentu ada pembicaraan,” pungkasnya.

Laporan: Nailin In saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby