Jakarta, Aktual.com – Kesatuan Nelayan Tradisional (KNT) menuntut pemerintah untuk memperhatikan nasib mereka yang terkena dampak akibat proyek reklamasi pantai utara Jakarta.

“Tuntutannya masyarakat mah satu, dirangkul utamanya. Kedua ya solusinya bagaimana maunya nelayan, yang benar-benar nelayan, bukan nelayan palsu,” harap salah satu nelayan tradisional, Suhali, di depan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, Kamis (22/9).

Menurut Suhali, pemerintah dinilai telah salah sasaran. Sebab, para nelayan yang dirangkul oleh pemerintah adalah para nelayan yang masuk kategori pengusaha.

“Bahkan nelayan asli, yang gak tahu besok mau makan saja gak ada itu yang sama sekali oleh pemerintah dan pengembang ditelantarkan,” kesal dia.

Mirisnya, sambung Suhali, proyek reklamasi pantura Jakarta tak hanya berdampak pada hilangnya mata pencaharian nelayan tradisional. Tapi juga berimbas pada pencemaran lingkungan.

Kata dia, sudah dua bulan ini ikan-ikan yang berada di kawasan reklamasi tidak sehat. Suhali menduga ikan-ikan di sana sudah tercemar.

“Makanya saya mau ngomong di depan muka pejabat, dateng ke tempatnya biar lihat bagaimana dampaknya,” ketus Suhali.

Laporan: M Zhacky Kusumo

 

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby