Pulau Lombok

Jakarta, Aktual,.com – Problem mendasar soal kualitas dan kapasitas SDM pariwisata Lombok, NTB mulai dijawab satu per satu oleh Kemenpar RI. Menpar Arief Yahya meminta percepatan supply tenaga kerja terdidik, yang diproses melalui Perguruan Tinggi baru di bawah koordinasinya, Politeknik Pariwisata Lombok, NTB. Pekan ini sudah dimulai dengan Kuliah Umum 118 mahasiswa di Gedung Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB oleh Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Profesor Ahman Sya.

”Ini Politeknik baru, para mahasiswa adalah kader-kader pariwisata yang akan menggerakkan ekonomi nasional di masa datang! Tidak salah mereka berada di kampus ini, karena pariwisata sudah menjadi sector unggulan, yang bisa jadi akan menjadi core economy bangsa ini ke depan. 100 persen lulusan sekolah tinggi yang dibina Kemenpar, terserap pasar,” sambut Ahman Sya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (23/9).

Audience yang terdiri dari mahasiswa, dosen, para petinggi kampus bertepuk tangan keras. Bahkan, 30 persen dari mahasiswa sekolah kita, secara nasional, sudah dikontrak oleh industri di luar negeri. Menjadi tenaga kerja asing dengan gaji yang cukup menggiurkan. Pria jebolan S3 di Belgia itu didampingi Ketua STP Bali Dewa Gede Ngurah Byomantara dan Sekda Provinsi NTB Rosyadi Sayuti.

”Lombok sudah tepat dengan berdirinya Politeknik ini. Wisata Lombok terus progresif, tujuan dan tugas utama pendirian ini adalah mem-back up SDM wisata halal yang dicanangkan oleh Pak Menpar Arief Yahya. Apa yang sudah diraih Lombok di sebagai World Best Halal Destination 2015 harus cepat diantisipasi SDM-nya,”ujar Ahman.

Kemenpar membina empat kampus, diantaranya STP Bandung yang menerima 3.061 mahasiswa saat ini jumlah mahasiswa sebanyak 2.343 dan jebolannya 20.492, STP Nusa Dua Bali sudah menerima 720 mahasiswa saat ini jumlah mahasiswanya sebanyak 2.200 mahasiswa dan total lulusannya 18.755. Politeknik Pariwisata Negeri Makassar 450 mahasiswa dengan jumlah mahasiswa 1.232 dan total alumnus sebanyak 3.137. Lalu Akademi Pariwisata Medan 400 mahasiswa total mahasiwa 1.104 dan lulusannya 3.137.

Sementara Politeknik Pariwisata Negeri Palembang menerima 199 mahasiswa dan Politeknik Pariwisata Negeri Lombok dengan 118 mahasiswa.

”Walau kampus baru, namun Politeknik Lombok tidak dengan kurikulum yang terlambat. Di bawah naungan Kemenpar dan STP Bali, semua sumber daya manusia yakni dosen dan semua kurikulumnya, sama dengan STP Bali dan materi kuliahnya sama dengan induknya. Saat ini yang cepat akan mengalahkan yang lambat, bukan yang besar menggilas yang kecil. Jadi kita tidak boleh lambat,” ujar pria yang pernah menjadi Rektor di salah satu kampus di Bandung itu.

Ahman mengatakan, Politeknik Lombok nantinya akan menjadi sekolah idola bagi anak muda di Lombok dan seluruh Indonesia. Karena dalam waktu dekat ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai industri dan pelaku wisata di Lombok untuk menggelar program bea siswa bagi mahasiswa maupun mahasiswi di Politeknik Lombok.

”Membentuk SDM Pariwisata yang siap kerja, jadi nanti Bea Siswanya dibiayai oleh Industri, target kami 50 persen dari mahasiswa maupun mahasiswi dibiayai oleh Industri. Tentu saja ini menjadi branding juga bagi masyarkakat, bahwa sekolah di pariwisata masa depannya sudah sangat jelas dan pasti kerja. Jadi jangan khawatir menjadi insan Pariwisata,” ujarnya.

Tahun 2016 ini, empat sekolah milik Kemenpar itu diseleksi secara bersama-sama secara online. Namanya, Seleksi Bersama Masuk Sekolah Tinggi, Akademi, dan Politeknik Pariwisata (SBM-STAPP), yang digelar serentak di empat Perguruan Tinggi Pariwisata Negeri. Tes SBMSTAPP dilaksanakan serentak di empat Perguruan Tinggi Pariwisata Negeri yang berada di bawah Kementerian Pariwisata. Ada Akpar Medan, STP Bandung, STP Nusa Dua Bali dan Poltek Pariwisata Negeri Makassar. Ahman siap menyediakan SDM Pariwisata di tahun 2017 karena data yang minat ke seolah Pariwisata juga meningkat.

Jumlah pendaftarnya naik 20 persen, menjadi calon 9.800 mahasiswa. Tahun 2015 lalu masih 8.200 calon mahasiswa. Yang diterima hanya 4.631 mahasiswa saja.
“Itu menunjukkan bahwa pamor dan reputasi sekolah-sekolah yang melahirkan professional di bidang pariwisata makin dibutuhkan, jadi 2017 saya tidak takut kekurangan, dan kita akan terus berkembang mengimbangi jumlah wisatawan yang masuk,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka