Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi III DPR RI Aboe Bakar Alhabsyi mempertanyakan sejumlah runutan belakangan ini terkait peristiwa keterlibatan para jaksa dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi (Tipikor).

Hal itu dipertanyakan Aboe Bakar dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (26/9).

“Saya agak miris ketika melihat aparat jaksa yang tertangkap atau ditangkap KPK. Sebut saja kasus jaksa Fakri Kejati Jawa Tengah, Kejati Jawa Barat, Farizal Kejati Sumbar, ada juga Marudut yang  katanya menyogok sahabat saya di DKI. Saya prihatin dengan persoalan ini,” kata Aboe Bakar.

Sejumlah rangkaian itu, sambung dia, memperlihatkan bahwa adanya kegagalan Jaksa Agung dalam mengelola lembaga, sehingga diperlukan respon yang responship.

“Jaksa Agung perlu meningkatkan pengawasan dan pembinaan internal. Pertanyaannya apa penyebab banyak yang ditangkap? Apa kurang pengawasan dan pembinaan?,” tanya politikus PKS itu ke Jaksa Agung HM Prasetyo.

Tidak hanya itu, Abubakar juga mempertanyakan sikap Jaksa Agung antar lembaga negara lainnya, terlebih antara Kejaksaan Agung dengan PPATK.

Kordinasi antarlembaga perlu diperhatikan. Contohnya dengan PPATK, apakah selama ini berjalan ngga dengan baik? Ada yang mempertanyakan komitmen Jaksa Agung dalam analisis PPATK.

“Contohnya PPATK pernah menyerahkan analisis dana lebih drari Rp 100 miliar penjualan Nikel ke luar negeri yang katanya diduga Gubernur Sultra yaitu Nur Alam. Pertanyaannya kepada Jaksa Agung memberhentikan kasus ini, sementara KPK berhasil melanjutkan. Saya khawatir ini seperti menampar sesama lembaga,” tandas dia.

Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Arbie Marwan