Jakarta, Aktual.com – Anggota DPR Komisi VII Inas Nasrullah Zubir mengungkapkan kesalahan pengiriman minyak mentah (crude) yang dikirim Glencore Plc, membuktikan bahwa mafia minyak dan gas (migas) masih ada. Pelaku mafia migas dalam kasus ini tak jauh berbeda dengan kasus permainan impor untuk zatapi crude. Dirinya menduga Ari Sumarno masih ikut bermain dalam impor migas Glencore.

Menanggapi hal tersebut, Ari Soemarno membantah terlibat dalam importasi minyak mentah yang dilakukan Glencore. Dirinya menyatakan bahwa sejak tahun 2009 tidak pernah lagi terlibat dalam urusan pembelian, penjualan minyak atau BBM Pertamina.

“Saya sejak meninggalkan Pertamina di tahun 2009 tidak pernah terlibat sekalipun dalam urusan pembelian atau penjualan minyak atau BBM Pertamina,” ujar Ari Soemarno kepada Aktual di Jakarta, Selasa (27/9).

Dirinya merasa heran terkait tudingan miring yang menghampirinya. Bahkan Ari mengaku sama sekali tidak mengenal perusahaan Glencore seperti yang dilontarkan Inas.

“Saya sama sekali tidak kenal mengenal Glencore. Heran juga aku ini, difitnah terus. Padahal tidak pegang jabatan apapun dan tidak berambisi untuk suatu jabatan publik atau di BUMN apapun,” jelasnya.

Menurutnya, Glencore memang trader besar, bukan di migas saja tetapi juga komoditas lain. Menurut ISC-Pertamina, Glencore tidak punya agen atau perwakilan di Indonesia. Sedangkan Pertamina membeli langsung minyak tersebut di Singapore. Namun terkait lobyist di Indonesia, dirinya mengaku tidak tahu.

“Saya tidak tahu apakah mereka punya atau siapa lobbyist nya di sini (Indonesia),” pungkasnya.

Seperti dieketahui, dalam pembelian minyak untuk kilang Balikpapan, Pertamina memesan 70% minyak sarir (super heavy) dan 30% minyak mesla (light). Namun, pengiriman yang datang malah sebaliknya, 30% sarir dan 70% mesla.

Akhirnya, kilang Balikpapan tidak bisa memproses minyak ringan, karena biasanya mengolah minyak super heavy. Mengutip Reuters (15/7), Glencore menang tender di Pertamina pada Juli lalu, untuk melakukan pengiriman September 2016 sebesar 3,35 juta barel. Dari jumlah itu, sekitar 1,2 juta barel atau dua kargo didatangkan dari Libia.

Menurut Inas, perilaku mafia migas saat ini tidak seperti yang terjadi dalam waktu-waktu seperti dahulu. Namun, kesalahan pengiriman kemarin itu cukup mencurigakan, sehingga membuktikan adanya praktik mafia migas lagi. (Baca: Glencore Salah Kirim Crude ke Pertamina, Inas: Mafia Migasnya Keluarga Soemarno)

Lantas, apakah mafia migas itu juga masih terjadi di internal Pertamina? Dirinya memang belum tahu pasti, kendati potensi seperti itu tetap ada.

“Indikatornya begini, kalau keluarganya masih ada yang menjadi menteri (Menteri BUMN Rini Soemarno), ya who knows? Yang jadi menteri kan adiknya, jadi mungkin Ari yang bermain,” tandas Inas lagi.

(Bustomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka