Jakarta, Aktual.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Idrus Marham, mengaku elektabilitas Partai Golkar meningkat pasca partai beringin itu mendeklarasikan dukungan terhadap Presiden Joko Widodo pada Juni lalu.

Ia mengatakan elektabilitas partainya meningkat hingga 9 persen sejak penyelenggaraan musyawarah nasional luar biasa. Saat ini, Golkar diklaim memiliki elektabilitas sebesar 16 persen.

“Kita mendukung Jokowi, elektabilitas partai naik dan elektabilitas Jokowi menguat. Kemarin saat konflik elektabilitas kita 7 persen, tapi ini hanya tiga bulan sudah meningkat,” ujar Idrus saat acara Pertemuan Nasional I Legislatif dan Eksekutif Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (27/9).

Idrus menuturkan bahwa penetapan pencalonan Jokowi sebagai presiden di Pemilu 2019 merupakan terobosan politik Partai Golkar. Menurutnya, hal itu wajar dilakukan karena berdasarkan sejarah tak ada calon petahana yang kalah pada Pemilu periode kedua.

Idrus mencontohkan, pada Pemilu 2009 Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono terbukti mampu kembali terpilih mengalahkan capres lain. Padahal, kala itu banyak capres yang maju dalam Pemilu Presiden.

“Megawati tidak menang di Pemilu 2004 karena itu pemilihan langsung dan sebelumnya ia dengan Gus Dur terpilih di MPR. Jadi hampir pasti incumbent itu kalau stabil kondisi politik dan ekonominya pasti terpilih kembali,” katanya.

Idrus juga menyebut bahwa Golkar memiliki doktrin sebagai partai pemerintah. Karenanya, partai tersebut memutuskan untuk mendukung pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla secara resmi sejak penyelenggaraan Munaslub Juni lalu.

“Secara ideologis ada keterpanggilan doktrinal dan tidak sekedar keterpanggilan politik apalagi pragmatis. Partai Golkar berkewajiban mendukung pemerintah, siapapun pemimpin pemerintahan yang dipercaya rakyat,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby