Mataram, Aktual.com – Pemprov Nusa Tenggara Barat menegaskan tidak terpengaruh kebijakan Kementerian Perdagangan yang mengizinkan impor sapi bakalan dan indukan sampai 2018.
Plt Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB drh Erwin Kusbianto mengatakan wilayahnya tidak ada masuk sapi impor karena ingin melindungi petani. “Oleh karena itu kita tidak terpengaruh adanya impor,” kata dia di Mataram, Selasa (27/9).
Kalaupun ada daging sapi asal Australia masuk ke NTB, kata dia, itu dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan hotel-hotel berbintang. Bukan untuk memenuhi kebutuhan pasar-pasar.
Ditambahkan dia, NTB surplus sapi potong. Bahkan Menteri Pertanian telah menyatakan akan melindungi NTB dan NTT sebagai sentra produksi sapi di Indonesia.
Menurutnya, masuknya sapi impor asal Australia ke Indonesia, tidak terlepas dari tingginya permintaan akan daging sapi, khususnya di DKI Jakarta. Sehingga, NTB yang merupakan daerah penghasil sapi tidak terkena dampaknya.
“Hal ini sama dengan rencana pemerintah yang ingin mengimpor kerbau dari India. NTB tidak terlalu pengaruh,” ucapnya.
NTB sendiri, lanjut Erwin, tengah fokus dalam peningkatan produksi baik pertanian, peternakan, terutama adiarahkan pada peningkatan produksi beberapa komoditas strategis dan komoditas andalan provinsi seperti Sapi, Kambing dan Unggas.
Trend peningkatan produksi daging sapi di NTB sebesar 20,7% dari 14.037 ton pada tahun 2014 menjadi 15.645 ton pada tahun 2015. Sedangkan dalam triwulan ketiga produksi daging sapi baru mencapai 13.530 ton dari target produksi sebesar 16.944 ton dalam tahun 2016.
Peningkatan produksi disamping untuk memenuhi kebutuhan lokal masyarakat NTB juga diarahkan dalam mencukupi kebutuhan daging nasional sebesar 3,14 persen sebagai upaya pemerintah dalam rangka mengurangi ketergantungan impor. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara