Jakarta, Aktual.com – Cendikiawan Muda Yudi Latif mengatakan bahwa pemahaman Pancasila tidak selalu dipahami dengan cara deduktif, tetapi diperlukan juga penjelasan dengan cara induktif.

Terlebih, ketika cara induktif itu dijelaskan oleh para pemimpin kepada masyarakat.

“Pancasila dan pemimpin itu seperti hutan dan harimau. Ketika Hutan itu sudah habis dan tidak tersisa kemudian bagaimana harimau bisa bertahan. Untuk menjadi hutan yang terjaga tentunya harus ada pemimpin yang kuat,” kata Yudi dalam acara diskusi Implementasi Nilai-Nilai Pancasila (Refleksi Hari Kesaktian Pancasila, di Gedung DPR RI, Senin (3/10).

Ia berharap adanya pemimpin berkualitas untuk menjaga norma-norma Pancasila dalam berbangsa dan bernegara agar tidak memperburuk keadaan di tengah kondisi negara saat ini.

“Mengharapkan pemimpin yang berkualuitas di tengah hutan seperti ini sangat susah, sehingga dibutuhkan pemimpin kuat atau disebut pemimpin karismatik di tengah keadaan sistem tatanan dengan kewibawaannya dalam merestorasi tatanan yang dianggap melenceng,” papar aktivis sekaligus pengamat politik itu.

Menurut Yudi, Presiden Jokowi memiliki modal kuat untuk menjadi pemimpin yang karismatik, asalkan yang dikerjakannya tegak lurus pada Pancasila. Dengan demikian, akan terwujud semua yang diamanatkan dalam setiap sila pancasila.

Tetapi, sambung dia, ketika dalam memimpin sudah berkeinginan agar terpilih kembali di 2019, maka sudah dipastikan semua tatanan yang diatur dalan Pancasila akan ditabrak dan dirusak agar tujuannya tercapai.

“Sebenarnya masih bisa dilakukan Jokowi untuk bekerja sesuai tatanan Pancasila, terlebih ketika dukungan Parpol sudah ada, tinggal mau dibawa kemana dukungan parpol itu,” tutupnya.

 

*Novrizal

Artikel ini ditulis oleh: