Surabaya, Aktual.com — Korban penipuan yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng Taat Pribadi tanpaknya tak sedikit. Terlebih, belakangan ini sejumlah korban yang diduga ikut praktik di padepokan Dimas Kanjeng satu-persatu mulai muncul di permukaan.

Seperti halnya Wisnu mengaku adiknya bernama Krisianto menjadi salah satu korban Taat Pribadi. Krisianto, kata Wisnu ditipu oleh Taat Pribadi dengan jumlah uang Rp300 juta. Uang yang diberikan adiknya ke Taat Pribadi disebutnya sebagai mahar, agar Krisianto menjadi pengikutnya.

“Jadi adik saya itu sudah memberikan mahar secara bertahap sejak menjadi pengikutnya pada tahun 2012. Kurang lebih sudah 300 juta rupiah,” kata Wisnu ketika ditemui wartawan, Senin (3/10).

Namun demikian, selama tiga tahun menjadi pengikut Taat Pribadi, adiknya meninggal dunia. Wisnu menduga, Taat Pribadi adalah penyebab kematian adiknya itu. Sebab, ketika itu adiknya diberi air minum air putih yang kemudian langsung jatuh sakit dan jari-jarinya menghitam.

“Kata dokter adik saya itu sakit pernafasan. Padahal adik saya itu nggak ada riwayat sakit itu. Setelah minum langsung sakit.”

Awalnya, memang tidak mengira jika meninggal karena minum air pemberian Taat Pribadi. Tetapi, kini dia meyakini setelah melihat sejumlah berita di media yang mengatakan bahwa ada salah satu pengikut Taat Pribadi asal Makassar yang juga meninggal setelah minum air yang diberikan Taat. Selain sakit mendadak, jari jemarinya juga menghitam sama seperti adiknya.

Sementara Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Takdir Mattanete menjelaskan, selama korban menjadi pengikut Dimas Kanjeng sejak tahun 2012, imbalan peti yang diberi oleh Taat Pribadi tidak boleh dibuka.

“Bahkan sampai meninggal, keluarganya juga tidak ada yang membukanya. Tetapi setelah beberapa hari banyak berita bahwa Dimas Kanjeng ditangkap, keluarga akhirnya membuka peti,” ujarnya.

Hasilnya, lanjut AKBP Takdir ada banyak perhiasan dan tongkat komando berwarna emas. Namun dugaan sementara, bahwa perhiasan tersebut adalah palsu. Adapun barang bukti yang dibawa oleh keluarga korban adalah tumpukan perhiasan yang diduga palsu, mata uang asing, jimat, kitab istambul dan bacaan wirid.

Laporan: Ahmad H Budiawan

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu