Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto didampingi Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi memborong sajadah dan kain batik di pasar baru Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/6/2016). Sebelum melanjutkan perjalanan Safari Ramadan, Ketua Umum Partai Golkar berserta rombongan menyempatkan diri ke pasar baru Bandung untuk memborong sajadah dan kain batik untuk warga Bandung yang berada di dalam pasar baru.

Purwakarta, Aktual.com – Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta camat dan kepala desa menjemput warganya yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi menyusul adanya kabar terdapat warga Purwakarta yang tercatat sebagai pengikut Dimas Kanjeng.

“Saya sudah meminta ke kades dan camat untuk melakukan pengecekan secara langsung. Kalau benar ada di sana, harus bisa dibujuk untuk pulang ke rumah,” katanya, di Purwakarta, Sabtu (8/10).

Warga Purwakarta sebelumnya dikejutkan dengan beredarnya pesan berantai media sosial Whatsapp dana beberapa hari terakhir. Dalam pesan yang dikabarkan berasal dari Polda Jawa Timur itu disebutkan, Rukoyah, warga Desa Sukadami, Kecamatan Wanayasa, Purwakarta menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi dan masih bertahan di padepokan milik Dimas Kanjeng.

Atas hal itulah, bupati meminta camat dan kades menjemput warganya, jika kabar tersebut memang benar. Dedi memastikan seluruh biaya penjemputan akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemkab Purwakarta, sehingga sedikit pun tidak akan membebani pihak keluarga.

Rukoyah yang memiliki empat anak ini sudah sebulan pergi dari rumah dengan alasan akan mengikuti pengajian ke daerah Jawa Timur.

“Kasihan keluarganya bingung, jadi harus dibantu untuk penjemputan,” kata dia.

Ia mengakui untuk sementara ini, baru seorang warga Purwakarta, yakni Rukoyah, yang dikabarkan menjadi pengikut Dimas Kanjeng. Tapi jika ternyata di Padepokan Dimas Kanjeng ditemukan lagi warga Purwakarta, tentu akan dijemput sekalian.

(Antara)

Artikel ini ditulis oleh: