Jakarta, Aktual.com – Sejumlah ibu rumah tangga di Kota Pekanbaru mulai mengeluhkan kenaikan harga beberapa jenis beras di pasar tradisional setempat dengan besaran naik Rp1.000-Rp3.000 per kilogram.

“Biasanya harga jual beras jenis anak daro Rp12.000 per kilogramnya, kini naik menjadi Rp13.000,” kata Lili (40) warga Jalan Nangka, Pekanbaru, Minggu (9/10).

Ia dan keluarganya mengaku memang pecinta jenis beras asal Sumatera Barat ini karena gurih dan berderai. “Keluarga saya tidak suka beras pulen,” katanya.

Uniang, seorang pedagang nasi ampera di Pasar Cikpuan, mengatakan kenaikan harga beras asal Sumbar sehingga harus menambah biaya untuk modal warung nasinya.

“Rata-rata harga bahan baku untuk warung ampera alami kenaikan, misalkan beras, cabai dan bumbu dapur lainnya,” kata Uniang.

Untuk harga beras, menurut dia, biasa mendapatkan kiriman langsung dari grosirnya yang mensuplai dari Sumatera Barat.

“Kalau biasanya harga beras anak daro Rp113.000/karung isi 10 kg. Kini naik menjadi Rp120.000 dengan ukuran yang sama,” katanya.

Kenaikan harga beras ini, menurut salah seorang penjual beras di di toko Buyung Family, Jalan Dharma Bakti disebabkan agen kesulitan mendapatkan beras karena belum saatnya musim panen.

“Informasi dari agen mereka kesulitan mendapatkan beras karena di Sumbar musim hujan,” katanya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru Ingot Achmad Hutasuhut saat dikonfirmasi terkait harga membenarkan ada kenaikan.

“Dari laporan petugas pencatat harga dilapangan, memang ada kenaikan harga beberapa komoditas, termasuk beras,” katanya.

Ingot sangat yakin besaran kenaikan harga beras tidak terlalu signifikan.

Sementara itu Kepala Humas Bulog Riau Hendra Gunafi saat dijumpai berbeda mengakui pihaknya sudah memantau kenaikan harga cukup drastis terjadi.

“Saat kami memantau di pasaran harganya bervariasi. Namun kami dari Bulog terus mengantisipasinya melalui operasi pasar sejak tahun 2015 akhir,” kata Hendra.

Tak hanya itu, pihaknya juga telah membentuk Rumah Pangan Kita (RPK) yang didistribusi di tengah keramaian masyarakat seperti pasar tradisional dan pemukiman rumah masyarakat. Saat ini untuk Kota Pekanbaru saja sudah ada 35 RPK.

“Sebenarnya sudah ada 40 pengajuan RPK ke kami, baik itu kedai harian maupun perorangan dan telah terealisasi 35 RPK yang telah menjalankan untuk mengantisipasi kenaikan sembako,” kata Hendra.

 

*ant

Artikel ini ditulis oleh:

Antara