Jakarta, Aktual.com – Anggota DPR-RI Komisi VII, Satya Widya Yudha menilai rencana PT Pertamina (persero) untuk melakukan pembangunan kilang baru di Bontang sudah merupakan kebijakan yang tepat, karena keputusan itu dapat ditopang dengan fasilitas yang telah tersedia di sana.
Akan tetapi jika proyek itu dilakukan peninjauan ulang dan dipindahkan penempatannya, dikhawatirkan proyek itu akan menimbulkan banyak permasalahan terutama dari aspek kesulitan untuk mencari lahan strategis.
“Memang kalau pembangunan kilang tergantung pada lokasi, Bontang itu karena infrastruktur di sana sudah ada, jadi sudah tepat,” kata Satya yang juga merupakan politisi Golkar, Senin (10/10).
Akan tetapi, berbeda halnya dengan pandangan Komisi VII lainnya, Kurtubi yang meminta peninjauan kembali, karena ia mensinyalir lokasi di Bontang merupakan hasil ‘main mata’ Pertamina dengan para pengusaha kapal tanker dalam negeri.
Kurtubi mengungkapkan jika ditinjau dari keperluan, tentunya Indonesia bagian timur lebih strategis untuk dibangun kilang baru dalam rangka menekan biaya distribusi. Selama ini diketahui biaya distribusi, terutama bagian timur Indonesia, lebih tinggi disebabkan faktor jarak yang jauh.
Selain dari pada itu, tidak ada alasan untuk memaksakan pembangunan tersebut di Bontang, karena proyeksi kilang tersebut bukan untuk crude dalam negeri, namun melainkan untuk minyak impor.
“Ini jangan jangan karena ada kepentingan tanker pengangkut minyak ini, jangan jangan decision ini karena ada kepentingan kapal kapal tanker pengankut minyak dalam negeri yang berkepentingan. kita igin cost yang kecil, sebab bagaimanapun dana yang dikelola Pertamina itu uang negara,” kata Kurtubi.
(Laporan: Dadangsah)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka