Jakarta, Aktual.com – Center For Budget Analysis (CBA) menemukan kejanggalan pada sistem bisnis pengadaan crude oil di PT Pertamina (Persero). Perusahaan BUMN itu disinyalir dijarah atau sengaja dibuat merugi oleh oknum di dalamnya.
Di antara kasus yang bisa disorot yaitu pembelian crude jenis Bonny Light yang sudah berlangsung puluhan tahun dengan harga yang sangat tinggi diatas USD 4, padahal peranan crude tersebut bisa diganti dengan jenis Qua Ibo dengan harga jauh di bawah itu.
Yang lebih membuat miris, ISC Pertamina baru-baru ini memenangkan perusahaan Omega Butler untuk pembelian minyak jenis Bonny Light tersebut, namun malangnya untuk pesanan bulan lalu yang seharusnya tiba tanggal 15-17 September 2016, kargo tersebut tidak kunjung tiba.
Ditektur CBA, Uchok Sky Khadafi mengaku tidak heran atas perihal wanprestasi ini, karena ternyata trader Omega Butler yang dimenangkan oleh ISC Pertamina adalah perusahan baru yang belum teruji dalam pengadaan crude.
“Setelah kasus Glencore, kini muncul kasus baru yang bernama Omega Butler sebagai suplai minyak Bonny. Dengan terkuak kasus ini, publik sudah mulai paham dan anguk-angguk kepala penyebab Pertamina bisa terus merugi. Ada dugaan kesengajaan untuk dirugikan dengan dua modus itu. ternyata Pertamina kalau belanja crude mau yang mahal-mahal walaupun di pasaran ada yang murah,” kata Uchok kepada Aktual.com, Rabu (12/10).
Untuk itu dia meminta aparat penegak hukum mengusut kasus ini karena ada indikasi tindakan mark up yang dilakukan oleh oknum di Pertamina.
“Ini indikasi modus penyimpangan yang merugikan pertamina. Jadi seolah olah harga crude mahal, padahal ini salah satu modus dugaan mark up harga beli Crude. Untuk itu, akan lebih baik aparat hukum untuk membuka penyelidikan ini dengan memeriksa Dirut dan ISC Pertamina,” pungkasnya.
(Laporan: Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka