Jakarta, Aktual.com – Pembangunan terminal LNG (Gas Alam Cair) di Bojonegara, Banten, Jawa Barat dinilai menjadi salah satu sentral proyek yang syarat kepentingan, kejanggalan proses keterlibatan PT Pertamina dan PT Bumi Sarana Migas (BSM) yang merupakan milik anak Wapres JK, yakni Solihin Kalla terus dipertanyakan publik.
Namun PT PLN (Persero) mengaku tidak ikut-ikutan atas proyek itu. Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan pihaknya telah mengambil sikap dan memutuskan untuk tidak terlibat dalam bentuk apapun.
“Itu antara Pertamina dengan partnernya, tidak ada urusan dengan PLN. Kita sudah putuskan bahwa PLN tidak terlibat disitu dan pemanfaatannya tidak ada kewajiban PLN untuk mengambil gas disana. Jadi itu diluar kebutuhan PLN,” kata Iwan, di Gedung DPR Senayan Jakarta, Kamis (13/10).
Sebelumnya diperkirakan proyek tersebut mengalami keterlambatan akibat adanya pertikaian internal. Semula proyek itu direncanakan rampung pada 2019 namun melihat perkembangan yang ada, PT Pertamina memprediksi akan bergeser menjadi 2020.
“Kita masih berusaha untuk diselesaikan 2019 akhir, tapi kalau saya ditanya, saya jawab 2020. Itu terkesan agak mundur karena sekarang ada ketidakpastian. Ini harusnya sudah pertengahan tahun kepastian tersebut, karena masih ada isu-isu internal antara joint venture sehingga ini mundur. Tapi sepertinya kemungkinan masih bisa 2019,” kata Vice President of the Liquefied Natural Gas (LNG) PT Pertamina (Persero), Didik Sasongko Widi.
Namun disinyalir persengketaan internal tersebut disebabkan perebutan besaran porsi saham antara PT Bumi Sarana Migas (BSM), Mitsui, Pertamina dan PLN. Dikabarkan dari proyek itu, Mitsui meminta mayoritas saham yakni sebesar 55 perse, namun BSM menolak permintaan itu karena BSM merasa pihaknya merupakan inisiator dari proyek tersebut.
Akan tetapi Iwan telah menegaskan bahwa PLN tidak mempunyai saham pada proyek itu. “Jadi disana memang nggak ada saham PLN, PLN tidak terlibat,” tandas Iwan.
(Laporan: Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka