Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) dan Wamen ESDM Arcandra Tahar (kanan) mengucapkan sumpah jabatan saat upacara pelantikan yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10). Presiden melantik Ignasius Jonan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Arcandra Tahar sebagai Wakil Menteri ESDM pada sisa masa tugas Kabinet Kerja 2014-2019.

Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah melantik Menteri ESDM yang baru, Ignasius Jonan dan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Jumat (14/10) kemarin.

Kombinasi unik ini memang menjadi perbincangan publik. Jonan dianggap sukses di PT Kereta Api Indonesia dan saat menjadi Menteri Perhubungan juga cukup tegas, tapi sayangnya dia belum berkecimpung di sektor ESDM.

“Makanya ini cukup njelimet. Dia berhasil di KAI tapi beda dengan sektor ESDM yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Untungnya ada sosok Wamen yang bisa mengimbangi. Ini jadi penting,” ujar Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto saat diskusi Pekerjaan Lama untuk Menteri Baru‎ di Jakarta, Sabtu (15/10).

Namun demikian, kata politisi Partai Golkar ini, sosok Arcandra ini cukup mampu, meskipun belum pernah berkecimpung secara langsung di sektor ESDM di dalam negeri. “Makanya dengan paket Menteri-Wamen seperti ini, bagi DPR jangan lagi ada istilah belajar. Karena harus cepat dan jalan dengan baik.”

Apalagi memang, Komisi VII DPR pekan depan mestinya akan mengundang menteri dan wamen untuk membahas Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian-Lembaga dalam rangka pembahasan RAPBN 2017. “Rencananya Selasa besok kita undang dalam RKAKL. Untuk dibawa ke Banggar dalam RAPBN 2017. Tapi Pak Menteri bilang mau minta waktu lagi dan baru siap pekan depannya lagi.”

Menurut Dito, banyak masalah yang segera diselesaikan oleh kementerian ini. Antara lain di sektor minyak dan gas soal cost recovery. Untuk itu proses revisi Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang biaya operasi yang dapat dikembalikan.

“Soal cost recovery ini, Kementerian ESDM ini harus melakukan pengawsan yang ketat terhadap kinerja SKK Migas. Karena lembaga ini yang mengeluarkan kebijakan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama).”

Selain itu, banyak juga beberapa proyek besar di sektor migas tak jalan. Hal itu harus juga diselesaikan oleh kedua orang itu, yaitu Jonan-Arcandra. Termasuk kerja sama dengan Eselon I-nya diperkuat lagi.

“Nah, ini penting juga soal kerja sama dengan eselon I. Karena eselon I ini yang paling kuat memahami masalah teknis. Saya harap sih mereka (eselon I) yang selama ini mengikuti dan tahu sektor ini, jangan terlalu banyak ganti orang.”

Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu