Ribuan guru honorer Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) kembali melakukan aksi yang ke tiga hari di Depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (12/2/2016). Aksi yang telah berlangsung selama tiga hari itu menuntut pemerintah untuk merealisasikan janji pengangkatan status sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

Semarang, Aktual.com – Sarto Budiono 28 tahun dan Yayuk Listyarini 26 tahun, warga RT 3 RW 4 Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Blora hanya bisa menggigit jari setelah ditipu menjadi pegawai negeri sipil pada 2014 lalu.

Dua guru honorer Sekolah Dasar yang mengabdi 7 tahun itu hanya bisa pasrah, karena puluhan juta uangnya raib ditipu oknum Kepala Sekokah SDN Pelemgede 2, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, berinisial SS.

Kuasa hukum korban, Zaenul Arifin menceritakan pada awalnya kedua kliennya itu tergoda oleh iming-iming oknum PNS tersebut, yang dapat mengangkat CPNS. Namun, hingga hasil pengumuman tes seleksi kedua nama kliennya itu tidak muncul.

“Akhirnya, para klien kami yang baru tamat kuliah tergoda hatinya untuk meminta bantuan saudara agar menguruskannya menjadi CPNS,” ujar dia ketika melaporkan kepada petugas SPKT Polres Pati, Senin (17/10).

Lanjut dia, semula Sarto Budiono diminta memberikan uang Rp150 juta, dengan uang muka Rp50 juta dan Yayuk diminta menyerahkan uang Rp170 juta dengan uang muka Rp70 juta. Hingga hasil pengumumam, lanjut dia, kliennya jika tidak lolos, maka uang tersebut akan dikembalikan penuh 100 persen.

“Sisanya akan dibayarkan setelah diterima PNS. Untuk Yayuk Listiarini diminta uang tambahan Rp20 juta, karena penempatan di wiliayah Kabupaten Blora.”

Kejadian itu membuat kliennya semakin gelisah, lantaran beberapa kali dia menghubungi pelaku penipuan itu. “Bagaimana janji saudara, kapan uang akan dikembalikan. Namun saudara malah seolah mengingkari dan menyepelekannya,” tanya dia kepad awak media.

Atas kejadian itulah, korban mendatangi Polres Pati dengan membawa bukti untuk melaporkan atas dugaan tindakan pidana penipuan sesuai ketentuan pasar 378 KUHP. Sementara, oknum Kepala SDN Pelemgede 2, SS saat dihubungi wartawan enggan memberikan komentar terkait ulahnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Jateng Nur Hadi menyatakan, bahwa pendaftaran CPNS dan pengumuman seleksi kelolosan dari pemerintah pusat langsung. Sedangkan, pemerintah daerah hanya panitia lokal yang sifatnya penyelenggara.

Dia menegaskan bila ada oknum tenaga pendidik di masing-masing daerah yang mengaku dapat menguruskan dan meloloskan CPNS, adalah penipuan. “Semua yang menyelenggaran KemenPan-RB. Sekali lagi, jangan takut tergoda iming-iming menjadi PNS, jika bukan dari kami,” ujar dia.

Laporan: Muhammad Dasuki

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu