Jakarta, Aktual.com – PT Angkasa Pura I (Persero) telah menyulap Bandara Sam Ratulangi, Manado menjadi bandara pro turis dari China, dengan konsep Chinese Friendly Airport. Langkah ini dilakukan dalam rangka menggandeng Kementerian Pariwisata untuk mendatangkan turis sebanyak mungkin.

Selama ini, turis asal Negeri Tirai Bambu ini banyak mengunjungi Manado. Selain ada potensi kuliner dan keindahan alamnya, juga dekat dengan China, karena di Indonesia bagian utara.

“Kami ikut undang banyak turis China untuk masuk Manado (Bandara Sam Ratulangi). Ini juga dibantu pariwisata karena untuk promosi wonderful pariwisata dari Kementerian Pariwisata,” tutur Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis AP I, M. Asrori, di Jakarta, Senin (17/10).

Menurut dia, agar konsepnya bisa Chinese Friendly Airport, dari banyak sisi Bandara Sam Ratulangi disulap pro turis China, seperti menggunakan icon-icon China dan diperbanyak menggunakan bahasa mandarin.

“Supaya untuk menjadi Chinese Friendly Airport ini dapat terwujud. Sebab traffic flight di Manado ke China juga tinggi,” tutur dia.

Sejauh ini, Bandara Sam Ratulangi menerima penerbangan Manado-China itu sebanyak 315 charter flight. Dan posisi per Oktober ini mengalami kenaikan hingga 77 persen.

Namun demikian, konsep seperti ini baru ada di Bandara Manado itu. Kalau tempat wisata lainnya, seperti di Mataram, sebagai bandara wisata halal atau halal tourism.

“Kenapa China suka Manado? Mungkin kulinernya cocok ya. Dan memang lokasinya dari China, Manado ini yang terdekat,” tegas Asrori.

Secara keseluruhan, kontribusi penumpang terbesar didominasi oleh Bandara Ngurah Rai, Bali dan Bandara Juanda, Surabaya.

“Kontribusi terbesar dari Bali dan Surabaya. Bali itu sampai 18 juta dan di Surabaya hampir 18 juta juga. Sehingga sampai akhir tahun kita targetkan penumpang mencapai 84 juta. Tahun lalu sebanyak 73 juta,” tandas dia.

Apalagi memang, penerbangan di Bali ini sudah melampaui penerbangan di Bandara Darwin, Australia dan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dan hanya kalah dari Bandara Wuhan, China dan Kempo, Korea Utara.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan