Jakarta, Aktual.com – Politisi PDIP Darmadi Durianto mengatakan dua tahun pemerintahan Jokowi-JK berjalan, program yang ada dalam nawacita belum seluruhnya dilaksanakan.
Ia mencatat, masih ada poin-poin di Nawa Cita yang belum diimplementasikan bahkan kurang diperhatikan pemerintah Jokowi. Salah satunya, UMKM yang masih terasa setengah-setengah.
“Padahal, di Nawa Cita salah satu poinnya yang hendak dicapai adalah meningkatkan daya saing pada pelaku usaha UMKM. Nah, poin itu belum dilakukan,” ujar Darmadi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/10).
Menurut anggota Komisi VI DPR ini, dalam waktu dua tahun, pemerintah masih banyak berfokus pada pembangunan infrastruktur. Sedangkan, daya saing UMKM belum juga ditingkatkan.
“UMKM masih setengah hati, seperti pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat), KUR mikro yg sampai ke rakyat kecil ternyata dipersulit. Pelatihan di kementrian koperasi juga dipotong banyak sekali. Jadi keberpihakannya bagaimana ?,” ungkap Darmadi.
Ia menambahkan, agar pemerintah Joklwi jangan hanya memperhatikan pembangunan saja, tetapi manusianya juga mesti perhatikan.
“Manusianya disiapkan hadapi MEA jadi percuma. Hanya genjot insfrastruktur, tapi manusianya tidak diperhatikan,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Darmadi, kedaulatan energi pun belum tercapai. Ia menilai, target proyek listrik 35.000 MW agak sulit dicapai dengan situasi saat ini.
Meski target tak terlalu tinggi, Darmadi menyebut target proyek 35.000 MW tersebut merupakan target ambisius.
“Ibaratnya visi ada, pelurunya yang darimana. Anggaran enggak ada, Akhirnya nuntut PMN. Begitu distop, cari pinjaman sana sini. Berarti anggaran enggak cukup untuk tembus 35.000 MW itu,” pungkasnya.
Namun demikian, Ia mengapresiasi keberhasilan program Tax Amnesty yang tebusannya kini sudah mencapai 100 Triliun. Meski program pengampunan pajak itu sempat diragukan berbagai pihak, kata dia, itu bisa membantu menutupi kekurangan penerimaan dan hutang negara.
“Ini jadi itu ‘Darah Segar’ untuk membiayai pembangunan infrastruktur,” tandasnya.(Nailin In Saroh)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid