Presiden Joko Widodo menghadiri acara pembukaan World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (2/8). WIEF ke-12 berlangsung dari 2-4 Agustus 2016. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/16.

Jakarta, Aktual.com-Dua hari lagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) genap dua tahun menjabat. Politisi Partai Gerindra Muhammad Syafi’i menyebut tidak banyak capaian yang membagakan dalam dua tahun terakhir.

“20 Oktober ini genap Jokowi-JK memimpin selama 2 tahun, penilaian objektif saya kondisi Indonesia hari ini berada pada tingkat yang cukup membahayakan dari segi perekonomian,” kata Syafi’I di Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (18/10).

Ia mencontohkan misalnya ketidak cakapan pemerintah dalam penyusunan anggaran. Dampaknya baru pada pemerintahan Jokowi terjadi revisi RAPBN-P dengan memangkas anggaran.

“Misalnya, dalam sejarah Indonesia, APBN perubahan yang kemudian menjadi pemotongan baru ini terjadi. Biasanya APBNP itu perubahan anggaran terkait peningkatan tapi justru menjadi pemotongan,”tambah dia.

Ketidakcermatan tersebut berdampak pada kinerja seluruh kementerian dan lembaga. Pasalnya menurut anggota Komisi III DPR RI tersebut pemangkasan terjadi di seluruh kementerian dan lembaga negara.

“Pemotong ini bukan sesuatu yang wajar, karena seluruh mitra kerja kami di komisi III, kemudian berdampak kurang maksimal bekerja dan operasional mereka menjadi tidak efektif,” ujarnya.

Penurunan kinerja juga sangat dirasakan dalam sisi penegakan hukum.
“Sangat aneh ketika Jokowi akan membuat gerakan reformasi hukum, kemudian anggarannya dipotong. Saya belum pernah melihat kalau Jokowi mencanangkan sebuah program dia sudah membuat indikator bahwa program itu bisa dilaksanakan, justru cenderung ‘kosong’ (tanpa konsep),”tandas dia.

*Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang