Jakarta, Aktual.com – Ketua Fraksi Gerindra DPR RI Ahmad Muzani menilai bahwa selama 2 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi kehidupan ekonomi rakyat khususnya di kelas menengah ke bawah kian berat. Tak hanya itu sambung Muzani bahwa daya beli masyarakat juga kian hari kian menurun.
“Kehidupan ekonomi rakyat di bawah tambah berat, daya beli turun, tenaga kerja kurang karena pertumbuhan yang dijanjikan jauh dari harapan,” kata Muzani di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (19/10).
Selain itu, sambung Muzani, pertumbuhan yang ditarget 5,1 persen, tidak sesuai dengan janji ketika Pilpres 2014 lalu, dimana saat kampanye presiden katakan target akan mencapai 7, 8 bahkan 9 persen.
“Apa betul tidak, waktu berjalan yang buktikan petumbuhan ekonomi nasional saat ini. Artinya lapangan tenaga kerja yang tersedia bekurang karena pertumbuhan kurang. Pemeritah harus ambil tindakan, karena ekonomi kita kian berat,” papar dia.
“Berbagai macam proyek pemerintah yang jadi stimulus malah berkurang, di banyak daerah proyek berjalan tapi pembayarannya ditunda, dikurangi, sdh ditender dibatalkan, yang sudah direncanakan dihilangkan sehingga petumbuhan jadi taruhannya. Daya beli jadi dampaknya,”sebut anggota komisi I DPR RI itu.
Menurut Muzani, dari sisi stabilitas nasioanl masih dalam kategori relatif baik di dua tahun kepemimpinan presiden.
“Stabilitas relatif baik, tapi yang harus diwaspadai adalah gejala separatisme trutama di Papua, OPM makin ofensif. Di PBB ada 6 negara di sekitar Papua yang mulai mengangkat isu ini di forum majelis umum itu,” papar Sekjen DPP Gerindra itu.
“Ini serius jangan dianggap sepele, bahwa negara di sekitar Papua yang menyuarakan ini. Saya kira harus jadi perhatian pemerintah supaya pemerintah tidak kaget. Karena NKRI taruhan kita, dan NKRI harga mati,”tandas dia(Novrizal Sikumbang)
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid