Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution (kiri) didampingi Seskab Pramono Anung (kanan) memaparkan hasil rapat terbatas membahas Penurunan Angka Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (16/3). Presiden menginstruksikan agar semua kebijakan yang terkait penanggulangan kemiskinan dijalankan secara terpadu, baik lintas lembaga dan Kementerian, Bank Indonesia, OJK, dan Bulog, terutama untuk mengatasi ketimpangan harga pangan. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/nz/16

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penguatan fundamental ekonomi sebagai langkah penting untuk mengatasi tekanan global yang saat ini berpotensi mengganggu kinerja pertumbuhan perekonomian.

“Kita tetap berusaha betul memperbaiki apa yang telah kita capai sekarang ini sehingga sekarang kita ada di angka lima persen,” katanya menanggapi masa dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Rabu (19/10).

Darmin mengatakan pembenahan dalam jangka pendek telah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki kinerja infrastruktur, sumber daya manusia, dan produksi pangan yang penting untuk menjaga kelangsungan ekonomi.

“Soal ekonomi dunia masih akan lambat atau tidak, kita akan berusaha untuk menambah perbaikan yang ada saat ini. Bukan hanya di infrastruktur, SDM, dan pangan, tapi soal industri manufaktur dan lainnya,” ujarnya.

Selain itu, ia mengharapkan adanya upaya menengah dan jangka panjang untuk memperbaiki kinerja investasi dan ekspor yang terdampak langsung dari perlemahan ekonomi global.

“Ekspor walau kita tidak bisa berharap akan membaik, tapi perlambatannya makin lama makin kecil. Investasi kita relatif tumbuh, kecenderungannya naik terus. Itu tentu saja sebagai hasil deregulasi dan upaya menyakinkan pasar,” kata Darmin.

Dengan berbagai upaya untuk menjaga fundamental ekonomi tersebut, termasuk menerbitkan paket kebijakan ekonomi, maka pemerintah bisa mengharapkan pertumbuhan ekonomi terjaga meski ekonomi global melambat.

“Kita juga mengevaluasi serta mengidentifikasi apa yang terjadi agar pelaksanaan deregulasi bisa didorong sebagai prioritas (untuk pertumbuhan),” kata Darmin.(Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Andy Abdul Hamid