Dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla - Impor bahan pangan. (ilustrasi/aktual.com)
Dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla - Impor bahan pangan. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Ketua Presidium Aliansi Tarik Mandat, Beni Pramula, mempertanyakan melemahnya sikap kritis terhadap jalannya pemerintahan. Padahal, sikap kritis ini diperlukan agar jalannya pemerintahan sesuai dengan harapan masyarakat.

Namun ia menyadari, sebab ada kekhawatiran diintimidasi pihak penguasa. Sejak Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berkuasa, siapa saja pihak yang berusaha melawan atau mengkritisi pemerintah akan dihabisi.

“Kenapa gerakan jalanan, diskusi-diskusi, agak sedikit lentur. Tidak berani bersuara lantang membuka apa yang sebenarnya terjadi di negeri ini, karena sedikit-sedikit diintimidasi,” terang dalam diskusi ‘2 Tahun Kekuasaan Jokowi-JK : Apa Kabar’ yang digelar Perkumpulan Gerakan Keadilan, di Jakarta, Kamis (20/10).

Berkaca pada Partai Golkar dan PPP yang dipecah-belah melalui dualisme kepengurusan hingga akhirnya tunduk pada pemerintah, Beni menyatakan siapa saja yang berani mengkritik kebijakan pemerintah akan dihabisi.

“Siapa yang berani mengkritisi kebijakan pemerintah, maka dia akan dibunuh karakternya. Siapa yang berani menggangu pemerintah saat ini maka dia akan diganggu partainya,” jelasnya.

Intimidasi juga dilakukan terhadap gerakan mahasiswa. Dimana mereka yang awalnya kerap menyampaikan kritik, dipaksa mengikuti kemauan pemerintah. Yakni dengan diundang ke Istana untuk ‘tunduk-takluk’ dan mendukung pemerintah atau minimal diam.

“Tidak boleh ada suatu kelompok yang menyatakan oposisi, gerakan pemuda dan mahasiswa juga dipecah belah,” kata dia.

Jika kondisi demikian terus dibiarkan, lanjut Beni, dikhawatirkan akan membuat bangsa Indonesia ke depan semakin lemah. Intervensi demi intervensi yang dilakukan akan membuat masyarakat semakin acuh dan apatis terhadap setiap permasalahan bangsa.

Soemitro

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby