Pekerja mengemas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (18/5). Pemerintah memastikan ketersediaan komoditas pangan seperti bawang merah, beras, dan cabai cukup untuk memenuhi kebutuhan sebelum dan setelah Ramadan, antara lain dengan cara memastikan keberadaan stok bawang merah di empat pasar induk senilai 300 ton per hari dan tambahan 8000 ton bawang merah dalam dua minggu ke depan. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/kye/16.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Pertanian (Mentan) RI Amran Sulaiman memprediksi ke depan Kalimantan Barat mampu menjadi sentra bawang merah untuk Indonesia, melihat potensi panen bawang yang besar di wilayah tersebut.

“Nampaknya sentra bawang merah akan berpindah ke Kalimantan Barat. Ini bisa dilihat, karena di lahan percontohan PKK Provinsi Kalbar di Ngabang, Kabupaten Landak saja, bawang yang ditanam di lahan 1 hektare itu bisa menghasilkan 16 ton dan ini sangat luar biasa,” kata Mentan Amran, saat panen bawang merah di Landak ditulis Sabtu (22/10).

Panen tersebut merupakan inisiatif dari para ibu-ibu PKK yang mengeluhkan tingginya harga bawang merah di pasar.

“Kami apresiasi Ibu Gubernur (Kalbar), ini gagasan luar biasa dimulai menanam bawang. Produksinya 16 ton per hektare. Kalau ini dikembangkan luar biasa,” tuturnya.

Menurut Amran, ini merupakan pertama kalinya tanam bawang merah di Kalbar. Sebelumnya bawang merah hanya berasal dari Jawa Tengah, sehingga biaya distribusinya membuat harga bawang mahal, ongkos angkutnya juga konsumen yang bayar.

Saat ini harga bawang merah di Kabupaten Landak sekitar Rp40.000 per kiloggram, sehingga dengan volumen panen tersebut, petani mendapatkan omzet Rp600 juta.

Amran mengatakan hal ini akan menguntungkan daerah. Oleh karenanya tahun 2017 ditargetkan ada 100 hektar lahan untuk ditanami bawang agar menambah pendapatan daerah dan mengurangi inflasi akibat biaya distribusi bawang merah.

“Kita hitung saja 1 hektare bisa Rp600 juta, ini luar biasa, harga saat ini di Kalbar, biaya produksinya Rp200 juta. Ada untung Rp400 juta, artinya itu per bulan 200 juta. Itu jauh dari gaji menteri sehingga kami minta Pak Kadis ini di tambah 100 hektare,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka