Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/7). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan peraturan nomor 19/POJK.04/2015 tentang penertiban dan persyaratan reksa dana syariah dimana salah satu isi peraturan tersebut adalah dengan diperbolehkannya produk reksa dana syariah berbasis efek syariah luar negeri untuk berinvestasi penuh pada pasar modal di luar negeri. ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Bursa Efek Saudi (SSE), juga dikenal sebagai Tadawul, akan menjangkau investor Tiongkok, CEO Tadawul Khalid Abdullah Al Hassan mengatakan di Dubai.

Al Hassan mengatakan bursa telah memulai pertemuan-pertemuan dengan investor-investor institusi Tiongkok dan bursa berencana akan melakukan “roadshow” di Tiongkok pada tahun depan.

Upaya-upaya ini merupakan bagian dari “Visi Saudi 2030,” cetak biru negara itu untuk mendiversifikasi ekonominya menjauh dari minyak, Al Hassan mengatakan kepada Xinhua di sela-sela “Pearl Initiative United Nations Global Compact Regional Forum”.

Pemberi pinjaman terbesar Tiongkok, ICBC, telah membuka cabang di ibukota Saudi Riyadh pada Juni 2015, kantor cabang kelima di kawasan Teluk.

Pada Juni 2015, Tadawul yang berbasis di Riyadh untuk pertama kalinya terbuka bagi investor institusi asing yang memenuhi syarat (QFIs).

Ketika ditanya apakah investor ritel Tiongkok atau asing lainnya akan dapat membeli saham Saudi dalam waktu dekat, Al Hassan mengatakan bahwa di luar QFIs, “kami akan terus secara bertahap membuka pasar ke tingkat-tingkat investor baru.” Dia mengatakan, dia tidak bisa memberikan jadwal waktu untuk pembukaan lebih lanjut bursa bagi investor asing.

Tadawul juga telah melakukan “roadshow” di Tokyo dan Singapura pada November 2015.

“Menjangkau investor di Tiongkok juga penting karena kami berencana untuk mencatatkan pasar Tadawul itu sendiri,” katanya. “Kami berencana untuk melakukannya pada 2017.” Pencatatan ini akan menjadi penawaran umum perdana kedua bursa Arab. Yang terakhir, oleh Financial Market Dubai dari Uni Emirat Arab, terjadi pada 7 Maret 2007.

Arab Saudi mendukung strategi “Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra” Tiongkok yang bertujuan untuk menciptakan kawasan ekonomi dan investasi terintegrasi yang membentang dari Asia Timur melalui Timur Tengah ke Afrika Timur dan Eropa Barat di sepanjang Jalur Sutra Sabuk Ekonomi dan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21.

Kemitraan yang erat dan persahabatan antara kedua negara disorot selama kunjungan kenegaraan Presiden China Xi Jinping ke Arab Saudi pada Januari lalu, di mana ia bertemu dengan Raja Salman Bin Abdulaziz Bin Saud.

Ditanya kapan Arab Saudi akan dimasukkan dalam MSCI Emerging Market Index, patokan yang diterima secara global bagi para manajer investasi untuk mengukur kinerja dana-dana mereka, Al Hassan mengatakan inklusi “adalah hasil, bukan tujuan.” Dua bursa dari tetangga Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab, telah dimasukkan dalam MSCI pada Juni 2014, sebuah perkembangan yang diyakini mampu meningkatkan eksposur negara-negara di pasar modal global.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka