Jakarta, Aktual.com – Pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) meminta seluruh elemen masyarakat menilai positif terhadap rencana kegiatan demonstrasi organisasi keagamaan pada Jumat (4/11) mendatang.

“Mari kita berpikir positif jangan ada anggapan ada hal yang tidak baik,” kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar di Jakarta Minggu (30/10).

Boy mengatakan polisi mengedepankan persuasif untuk mengamankan aksi unjukrasa berkaitan dengan penolakan penistaan agama yang dituduhkan kepada petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

“Jadi jangan anggap kita (Polri) harus refresif,” ujar Boy.

Polri menurut Boy memiliki prosedur tetap guna mengamankan unjukrasa sesuai Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 16 Tahun 2006 dengan pendekatan persuasif.

Mantan Kapolda Banten itu menyebutkan unjukrasa merupakan bentuk ekspresi untuk menyampaikan pendapat di muka umum yang wajib diberikan pengamanan oleh Polri.

Dalam konteks itu, para koordinator lapangan memberitahukan rencana aksi termasuk jumlah massa dan alat peraga kepada kepolisian sebagai pelayan pengamanan.

“Semua langkah dipersiapkan termasuk yang sifatnya kontigensi tapi yang penting Polri wajib persuasif dan menjamin kepada masyarakat agar beraktivitas seperti biasa,” tutur Boy.

Polisi jenderal bintang dua itu juga mengimbau seluruh masyarakat Indonesia tidak terpicu ajakan maupun hasutan informasi yang bersifat memprovokasi atau “hoax” untuk menjaga keutuhan bangsa dalam melaksanakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017 yang akan digelar secara serentak.

Boy menegaskan pengunjuk rasa maupun oknum yang bertindak tidak sesuai aturan akan diproses secara hukum.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka