Menhan Ryamizard Ryacudu (kanan) didampingi Dirut PT Pindad Silmy Karim memperlihatkan produk senjata baru PT Pindad ketika peluncuran di Kantor Kemenhan, Jakarta Kamis (9/6) PT Pindad meluncurkan empat senjata baru yakni senapan serbu SS3, Senapan serbu SS2 Subsonic 5,66 mm, Sub Machine Gun PM3 dan Pistol G2 Premium sebagai bentuk komitmen menghasilkan produk dalam negeri untuk mendukung kekuatan militer dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan pihaknya menunggu harga pasti dari pihak Rusia untuk rencana pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35.

“Begini, bukan tidak ada progres. Saya menekankan harganya berapa. Selagi harganya belum ada, saya akan tanya terus,” kata Menhan Ryamizard, Jakarta, Kamis (3/11).

Dia mengatakan harga pembelian pesawat tempur itu harus sesuai dengan skala keekonomian sehingga dana digunakan seefisien mungkin.

“Kalau kita tidak tahu (harganya) kan jadi menggelembung. Kalau cuma 25 persen untuk mencari keuntungan itu wajar, tapi kalau lebih dari itu tidak bagus karena itu duit rakyat,” ujarnya.

Sebelumnya, kepastian Sukhoi Su-35 akan hadir di hanggar TNI AU menggantikan F-5E/F Tiger II masih belum terjadi. Laman rbth.indonesia, Jumat (28/10), menyatakan, negosiasi harga dan transfer teknologi bisa menjadi faktor penghalang keputusan pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35.

Gelaran industri pertahanan Indo Defence 2016 akan menjadi arena baru penawaran pesawat tempur pengganti F-5E/F Tiger II dari Skuadron Udara 14 TNI AU. Kompetisi antara JAS-39 Gripen dari Saab (Swedia), Eurofighter Typhoon (Airbus Military), dan Sukhoi Su-35 (Rosoboronexport, Rusia), akan dibuka kembali.

Karena itulah Indonesia kemudian mengundang dua kontestan lain untuk mengirim proposal resmi mereka dalam program penggantian F-5E/F Tiger II ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Andy Abdul Hamid