Jakarta, Aktual.com – Aksi Bela Islam II pada Jumat (4/11) ricuh. Kericuhan diluar perkiraan ini diawali letupan kecil dari aksi elemen mahasiswa yang dikomandoi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Elemen mahasiswa ini berada di Jalan Medan Merdeka Barat, tepatnya di depan Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, arah Harmoni.
Sementara mobil komando, tempat para tokoh dan ulama berorasi, berada di depan Istana Negara, tepatnya arah ke Bundaran HI.
Dari mobil komando ini pula, Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq berkali-kali meminta adik-adik HMI untuk tidak terprovokasi dengan melempar ke arah polisi. Namun massa tetap melakukan aksinya dengan sesekali melempar botol air disertai yel-yel ‘revolusi’.
Belum diketahui akibat lemparan demi lemparan itu, tiba-tiba dari polisi menembakkan gas air mata ke arah HMI. Massa pun tunggang-langgang menyelamatkan diri. Ada yang masuk ke Kemenko PMK, Kantor Mahkamah Konstitusi dan kantor-kantor pemerintahan lainnya.
Tembakan terus diarahkan ke massa. Bombardir gas air mata ini menyebabkan beberapa peserta aksi, khususnya ibu-ibu dan anak-anak bertumbangan. Mata perih dan mual, bahkan beberapa diantaranya sampai kejang-kejang.
Beberapa peserta aksi lainnya berusaha menyelamatkan korban gas air mata, meski pada saat bersamaan juga terkena gas air mata. Lainnya juga ada yang memberikan pasta gigi secara gotong-royong.
Korban sendiri langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat menggunakan mobil ambulance yang sejak awal disediakan peserta aksi. Banyaknya korban gas air mata membuat massa kesusahan mengevaluasi.
Di belakang Kantor MK misalnya, saat mobil ambulance mengevaluasi beberapa demonstran, tiba-tiba dicegat agar memasukkan korban lainnya. Namun karena sudah penuh, terpaksa korban tidak bisa dievakuasi dan diselamatkan menggunakan obat-obatan seadanya.
(Soemitro)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka