Presiden Joko Widodo menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Kantor Berita ANTARA, TVRI dan RRI di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (13/10). Wawancara tersebut membahas pencapaian dua tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo, diantaranya dalam bidang kemaritiman dan tax amnesty. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil mempertanyakan kondisi kesadaran Presiden Joko Widodo saat menggelar konferensi pers, sehingga tercetus bahwa Aksi Bela Islam II ditunggangi aktor politik.

“Itu kan sudah dini hari beliau menyampaikannya. Beliau kurang tidur, jadi mungkin tidak begitu mendengar informasi. Tanya aja lagi pak Jokowi, beliau sadar nggak dengan ucapannya,” ujar Nasir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/11).

Ia pun tak ingin mendalami komentar presiden tersebut. Menurutnya, hanya presiden yang tahu maksud dari pernyataannya itu.

“Saya pulangkan ke beliau sendiri soal aktor politik itu. Karena beliau yang sampaikan, beliau sendiri yang harus jelaskan,” kata Nasir.

Politisi PKS ini menegaskan, dirinya tidak mau menafsirkan soal aktor politik yang disebut-sebut presiden.

“Jadi kalau presiden mau sampaikan informasi, sampaikanlah seutuhnya, jangan sepotong-sepotong. Jangan kemudian menimbulkan spekulasi dan beragam tafsir di masyarakat. Terutama di kalangan politisi,” sindirnya.

Meski demikian, Nasir berharap, Jokowi bisa menyampaikan dengan apa adanya. Sebab, presiden memiliki badan intelijen atau unit informasi, yang tak mungkin infonya tidak valid.

“Artinya ketika dia sampaikan informasi, dia siap bertanggung jawab. Nah itu keren,” tegasnya.

“Kalau beliau gentelmen, ksatria, sampaikanlah siapa aktor politik yang bermain itu. Kalau cuma sebut aktor itu kan umum sekali. Itu nanti dikhawatirkan timbulkan kegaduhan baru lagi,” tambah Nasir.

Nasir meminta agar Presiden menyampaikan siapa aktor politik yang dimaksud, agar jelas dipublik. Jika apa yang disampaikan tak benar, berarti presiden dijerumuskan bawahannya mengenai informasi tersebut.

“Kalau cuma sampaikan aktor politik dia berarti ragu, sampaikan aja. Pertanyaanya apakah aktor politik di senayan atau di luar senayan. Kita nggak tau kan. Harus terang benderang lah, jangn hanya melemparkan aja seolah-olah presiden nggak bertanggung jawab,” pungkas Nasir.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby