Eva Kusuma Sundari (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com – Calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump dipastikan memenangi Pilpres AS 2016. Data perhitungan cepat (quick count) yang dirilis Real Clear Politics menyebut, Trump telah mengantongi 277 suara electoral votes dari 270 suara yang dibutuhkan.

Trump dan wakilnya, Mike Pence, meraih 48,3 persen suara. Sementara itu, rival mereka dari Partai Demokrat, Hillary Clinton dan wakilnya, Tim Kaine ditinggalkan dengan raihan 219 suara electoral votes atau 47 persen. Demikian dinukil dari Real Clear Politics, Rabu (9/11).

Menanggapi hal tersebut, Politisi Senior PDIP Eva Kusuma Sundari berharap Donald Trump tumbang dalam hasil perhitungan suara resmi di Pilpres AS 2016.

“Donald Trump belum menang, karena masih sepertiga voting yang berlangsung. Harapanku sih jangan menang,” ujar Eva sembari tertawa di Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/11).

Menurut Eva, jika Donald Trump memenangkan konstestasi Pilpres AS dan menjadi presiden Amerika bisa-bisa Indonesia terkena imbas negatif dalam sektor ekonomi. Sebab, bila Amerika menaikkan suku bunga atau interest rate maka rupiah bakal melemah kembali. Sementara, Indonesia kini tengah gencar menarik uang luar negeri dari program Tax Amnesty.

“Jangan lupa ekonomi Amerika signifikan, begitu hasil yang sementara ini pun sudah berdampak ke IHSG, rupiah juga pasti akan melemah. Kalau benar nanti federal menaikan rate pasti kita terkena imbasnya,” jelas anggota Komisi XI DPR RI ini.

“Namun sebaliknya, apabila Hillary terpilih ekspetasi pasar juga pro ke Hillary. Kalau Trump menang dampaknya lesu pasar,” tambah dia.

Lebih dari itu, lanjut Eva, nilai yang dibawa Trump pun bisa disebut mengerikan. Apalagi, Trump sudah menyatakan bahwa dirinya anti-islam.

Seperti diketahui, komentar ‘anti-Muslim’ yang disampaikan Donald Trump pun tidak hanya dikecam oleh komunitas Muslim tapi juga umat Kristen di Amerika Serikat.

“Ketika kita menghadapi radikalisasi disini, SARA-nya lagi kuat. Kalau disana yang menang Trump dimana disana anti islam, disini anti minoritas oleh kelompok islam, bisa menjadi kanalisasi balas dendam terhadap yang sana. ‘Ini rasain di Amerika kelompok muslim ku lagi dihajar’, disini minoritas akan sangat terganggu ada effek balas dendam dibalikin dalam situasi,”

“Apapun kemarin kita juga tahu dampak rohingya juga berdampak kan disini, dimana beberapa vihara dihajar, kan enggak rasional. Mesti gobloke seng mentu. Emosinya yang keluar,”

“Jadi harapanku Hillary yang menang supaya secara ekonomi kita membaik, secara kebangsaan juga membaik,” tandasnya.

Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan