Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengaku dirinya sudah memprediksi Donald Trump bakal menang dalam konstestasi pemilihan presiden Amerika Serikat 2016.
“Saya kira ini kemenangan cukup telak dari Donald Trump. Dari awal sudah yakin bahwa Donald Trump akan menang,” ujar Fadli di Jakarta, Rabu (9/11).
Melihat konfigurasi rakyat AS, Fadli meyakini apa yang Donald Trump sampaikan dalam kampanyenya, sebagaimana dikhawatirkan banyak orang soal anti-islam, imigran, dan retorika kampanye, tidak akan dilakukan setelah ia didapuk menjadi presiden.
“Buat Indonesia akan lebih bagus, karena kalau Donald Trump pasti kerjasamanya lebih pada arah bisnis, interpreuner. Bahkan dia sendri mengatakan dia adalah seorang builder,” kata Fadli.
Sementara jika Hillary Clinton yang menang, Fadli menilai ia akan ikut campur dalam urusan Indonesia.
“Seperti Timteng kan banyak kebijakan Hillary, ancur-ancuran dan sebagainya. Kalau Hillary memang akan ikut campur urusan seperti Papua,”
“Jadi Donald Trump menang jauh lebih bagus bagi Indonesia. Dia tidak akan ikut campur dalam urusan luar negeri kita ketimbang Hillary yang jadi,” ungkap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Kendati demikian, kata Fadli, menang nya Trump tak akan menjadikan Indonesia berubah haluan menjalin lebih banyak kerja sama dengan negeri Paman Sam itu. Baik segi politik maupun ekonomi.
“Menurut saya, politik kita harus berimbang, enggak boleh hanya ke China, Amerika, tapi ke semua negara-negara besar punya hubungan baik. Kita harus berimbang. Yang paling penting kita mendapat keuntungan untuk kepentingan nasional kita,” jelasnya.
Kedepan, tambah Fadli, perlu peningkatan hubungan dagang selain peningkatan investasi antara Indonesia-AS. Bila, Donald Trump benar-benar didaulat menjadi presiden negara Adidaya itu.
“Sehingga bisa meningkatkan investasi itu,” pungkasnya.
Diketahui, Calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump dipastikan memenangi Pilpres AS 2016. Data perhitungan cepat (quick count) yang dirilis Real Clear Politics menyebut, Trump telah mengantongi 277 suara electoral votes dari 270 suara yang dibutuhkan.
Trump dan wakilnya, Mike Pence, meraih 48,3 persen suara. Sementara itu, rival mereka dari Partai Demokrat, Hillary Clinton dan wakilnya, Tim Kaine ditinggalkan dengan raihan 219 suara electoral votes atau 47 persen. Demikian dinukil dari Real Clear Politics, Rabu (9/11).
Laporan: Nailin In Saroh
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby