Jakarta, Aktual.com – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia ikut membantu pemerintah dalam menggenjot laju investasi asing langsung (foreign direct investmnet/FDI).
Pasalnya, selama ini pemerintah kurang kuat menggenjot laju investasi dari asing. Sehingga pertumbuhan ekonomi yang dicapai pun tak dikontribusi oleh laju investasi, hanya konsumsi ruman tangga.
“Malaysia itu merupakan investor ASEAN terbesar kedua di Indonesia. Mayoritas diinvestasikan pada sektor telekomunikasi, banking, plantation, hotel, restoran, pertambangan serta minyak dan gas,” ujar Ketua KADIN Komite Malaysia, Tigor M. Siahaan di sela-sela kunjungan Associated Chinese Chamber of Commerce and Industry of Malaysia (ACCCIM) di Jakarta, Kamis (10/11).
Berdasar data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Malaysia merupakan mitra dagang Indonesia terbesar keenam di dunia. Sementara Kadin sendir mencatat, sampai dengan tahun 2015, jumlah modal yang ditanam oleh Malaysia di Indonesia telah mencapai angka USD3,077 juta.
“Makanya, di tengah keterbatasan pemerintah, kami meyakini bahwa dengan komitmen bersama itu dapat menggenjot perdagangan dan investasi di kedua negara. Sehingga akan kembali meningkat dan dapat terus berkembang serta saling menguntungkan kedua negara,” papar Tigor.
Menurutnya, KADIN terus memperluas jaringan bisnis dengan para pelaku usaha di semua negara, termasuk Malaysia untuk meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi di antara kedua belah pihak.
“Untuk itu, kami bertekad terus mengupayakan terciptanya kemitraan strategis kerjasama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Malaysia itu,” ungkap dia.
Dia menambahkan, sebelumnya pada tanggal 20 Oktober 2016, KADIN telah menandatangani Nota Kesepahaman Bersama dengan Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE) yang pada intinya akan memperluas pertukaran informasi, aktivitas trade promotion serta pertukaran kunjungan bisnis seperti yang saat ini dilakukan.
“Dan sejarang, kunjungan Misi Bisnis ACCCIM ini bertujuan untuk memperluas jejaring dengan pihak Pemerintah Indonesia dan juga sejumlah asosiasi pengusaha dan bisnis di Indonesia,” kata dia.
“Sebelumnya, Kadin juga telah menerima kunjungan mereka melalui misi bisnis ke KADIN Daerah (KADINDA) Jawa Timur,” imbuh Tigor.
Pihak KADIN mengaku, akan membantu memfasilitasi misi bisnis, kapanpun diperlukan dan akan terus menggali potensi bisnis di antara Indonesia dan Malaysia.
Pada Kunjungan Misi Bisnis (Trade Mission) ini, ACCCIM dipimpin oleh Vice-President ACCIM Dato’ Liew Sew Yee beserta delegasi yang terdiri dari pengurus dan anggota asosiasi pengusaha tersebut.
Berdasar data BPS, untuk investasi langsung Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang terjadi di Kuartal III-2016 memang mengalami penurunan jadi 4,06%, dibanding Kuartal-II 2016 kemarin mencapai 5,06%. Ini bukti pemerintah kurang gesit cari invesyor untuk berinvestasi di Indonesia.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka