Jakarta, Aktual.com – Inggris adalah salah satu kiblat sepak bola dunia, dengan total football. Kompetisi Liga Inggris masih menampati TV right paling mahal dan paling diminati, karena kick and rush yang menjadi ciri khas total football. Itulah pembeda gaya bermain bola di Great Britania dengan Italia, Spanyol, Jerman, dan Amerika Latin.
Cara bermain bola yang atraktif, keras, cepat, inilah salah satu yang menginspirasi Menpar Arief Yahya untuk membranding World Travel Market (WTM) London dalam dua tahun ini.
“Untuk mendapatkan hasil yang luar biasa, tidak mungkin ditempuh dengan cara –cara biasa!” ujar Menpar Arief Yahya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (11/11).
Pada 7-9 November 2016 ini, Kemenpar betul-betul bermain “total branding” di Negeri Total Football.
Logo Wonderful Indonesia mendominasi venue, baik di area Asia yang berkumpul pelaku bisnis pariwisata Asia, maupun di berada kawasan tempat pameran benua lain. Dari antrean orang membeli tiket sebelum pintu masuk, sudah terpampang brand Wonderful Indonesia menempel bersama logo World Travel Market sebagai penyelengga pameran pariwisata nomor 2 terbesar dan paling berpengaruh di dunia itu.
Di koridor besar, sebelum memasuki area pavilion tempat masing-masing negara memamerkan potensi wisata andalannya, juga menggantung big screen LED yang memutar TVC Wonderful Indonesia. Cukup efektif dilihat oleh exhibitors dan visitors, karena koridor itu adalah satu-satunya akses menuju ke venue. Di tengah koridor panjang itu juga ada café-café tempat orang duduk berlama-lama yang bisa menatap LED yang diputar berulang-ulang.
Di outdoor, halaman sebelum pintu masuk ExCel London itu, juga ada dua LED menonjol dan dibuat temporary. Satu sebagai main gate, satu lagi sebagai ajang media promosi dengan TVC dan sekaligus dijadikan tempat menghangatkan diri, ketika sedang berada di luar gedung. Radiasi LED yang menampilkan video Wonderful Indonesia itu cukup menghangatkan orang-orang yang suka berkumpul di outdoor, karena dalam empat hari terakhir suhu di London cukup ekstrem, dingin dan berangin.
Branding Wonderful Indonesia betul-betul mengepung arena World Travel Market London, 7-9 November itu. Masih satu lagi, branding berjalan yang keliling Kota London, yakni Black Cab Taxi. Ada 400 taksi khas di Kota London yang mempertahankan bentuk dan modelnya selama ratusan tahun itu dibungkus dengan sticker logo dan foto-foto destinasi Indonesia.
Ada yang bertema culture, penari Bali, perempuan Bali dengan susunan buah di atas kepala, candi Borobudur, rumah adat Toraja, dan lainnya. Juga ada nature, Raja Ampat, Papua.
Ke-400 taxi itu tidak hanya berkeliling seputar venue, tetapi menyebar ke seluruh sudut kota London. Black Cab Taxi memang bukan hanya menjadi alat transportasi di Kota London. Tetapi juga ajang promosi, media yang berkeliling kota dengan membawa brand. “Ini sangat efektif, berpotensi menjadi viral di media social, dan dibicarakan di mana-mana,” kata Menpar Arief Yahya.
Di WTM tahun lalu, lanjut Mantan Dirut PT Telkom itu, pola branding dengan membungkus Black Cab Taxi ini juga sudah dilakukan. Kala itu hanya 200-an taxi. Dan itupun sudah menjadi bahan obrolan asyik di dunia maya. Karena orang suka akan desain gambarnya yang cool. Pada 9 November 2016, Menpar Arief Yahya bersama Dubes RI untuk Inggris Raya, Rizal Sukma, bersama rombongan menjajal naik Black Cab Taxi yang ada brandingnya itu.
Di jembatan sungai Thames, seberang Big Bang, –jam besar yang menjadi ikon London—itu banyak orang lewat, melihat black cab, mengeluarkan handphone, memencet tombol camera dan mengambil foto-foto dengan objek taksi itu. Begitupun saat di seberang London Eyes, atau saat parkir di Victoria London dekat istana Buckingham di depan restoran Lebanon, Noura.
“Kita betul-betul total branding. Istilahnya convergent media, menggunakan semua platform media, dengan tujuan yang sama.
Menanamkan Wonderful Indonesia di benak travellers di London, yang setiap tahun dikunjungi oleh 20 juta wisatawan, atau 60 persen dari turis yang masuk ke Inggris. Bersamaan dengan pelaksanaan WTM, tempat pertemuan sellers dan buyers yang bergerak di bisnis pariwisata selama 7-9 November itu,” kata Arief Yahya.
Selama berkeliling London, juga mengamati respons public atas branding di Black Cap Taxi, dan beberapa bus Pariwisata Double Decker yang khas di London. Bersama Menpar Arief Yahya, rombongan media, Stafsus Menpar Bidang IT, Samsriyono Nugroho, Stafsus Menpar Bidang Media, Don Kardono, Asdep Pengembangan Pemasaran Mancanegara Wilayah Eropa Amerika dan Timur Tengah, Nia Niscaya.
“Pasar wisata dengan originasi Inggris dalam 2016 ini naik, dan target 2016 ini juga naik 20% (bukan 10%, seperti dirilis sebelumnya, red), dan akhir tahun nanti diharapkan 350 ribu wisman ke tanah air,” ujar Nia Niscaya yang mendamping Deputi Pengembangan Pemasaran Mancanegara I Gde Pitana.
Seberapa penting pasar Inggris dan rata-rata Eropa bagi Indonesia? “Sangat strategis. Pertama, rata-rata lama tinggal wisman asal Inggris di Indonesia tahun 2009-2014 adalah sekitar 10,79 hari. Cukup lama, kecuali yang sekedar weekend dari Singapore menyeberang ke Kepri, yang ini tidak lama tapi bisa berulang-ulang. Kedua, rata-rata pembelanjaan wisman asal Inggris ke Indonesia tahun 2009-2014 adalah sekitar USD 140 per hari dan sekitar USD 1.500 per kunjungan. Dampaknya terhadap industri sangat terasa,” kata Nia. (Adv)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka