Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) mengklaim penyebab anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tak hanya disebabkan oleh kemenangan Donald Trump saat Pilpres AS dua hari lalu.
Menurut Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, selain disebabkan masalah Trump effect, masih ada lagi kekhawatiran di pasar uang.
“Kekhawatiran itu, seperti apakah pemerintah Indonesia akan melakukan kebijakan tertentu di currency market atau membatasi trading di currency market seperti yang dilakukan negara tetangga. Hal itu cukup berpengaruh,” tandas Mirza di Gedung BI, Jakarta, Jumat (11/11).
Dia menegaskan, bahwa pemerintah Indonesia tidak akan membatasi perdagangan valuta asing (valas) di pasar uang.
“Jadi saya tegaskan, bahwa kita tidak akan membatasi pasar valas di pasar uang dan di pasar antar bank, karena yang paling terbaik adalah biarkan pasar berjalan dgn baik,” jelas Mirza.
Sehingga, kata dia, dari sisi supply atau pasokan dan demand atau permintaan juga akan ada keseinbangan. “Apalagi para eksportir juga sudah mulai masuk untuk suplai valas itu yg membuat kurs kembali stabil,” kata dia.
Keyakinan BI bahwa rupiah akan kembali membaik, karena memang dari sisi fundamental perekonomian Indonesia itu dalam kondisi yang baik. Ditambah lagi, BI sendiri sudah mulai intervensi ke pasar keuangan.
“Jadi BI tadi dalam rangka stabilisasi di pasar, kami telah hadir di dua pasar sekaligus, yaitu di pasar valas dan pasar SBN (Surat Berharga Negara),” cetus dia.
Menurutnya, bagi yang punya akses, BI telah umumkan ke peserta pasar, jadi BI selalu siap untuk membeli SBN. “Jadi, BI selalu ready to buy SBN. Lelangnya sudah ditutup tadi,” katanya.
Seberapa besar BI melakukan intervensi, kata dia, belum bisa diumumkan saat ini nominalnya. Tapi, kata dia, dengan kehadiran BI dampaknya positif.
Kata dia, yang semula pasar valas dibuka di angka Rp13.400 kemudian sampai di Rp13.800, angka itu sangat tidak mencerminkan fundamentalnya dari rupiah itu sendiri.
“Tapi setelah BI umumkan membeli SBN dan hadir di valas, saya lihat menjadi Rp 13.500. Makanya pasarnya sudah kembali,” pungkas dia.
(Laporan: Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka