Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Pilkada DKI Jakarta 2017. (ilustrasi/aktual.com - foto/antara)
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Pilkada DKI Jakarta 2017. (ilustrasi/aktual.com - foto/antara)

Jakarta, Aktual.com – Peneliti Eksekutif Lingkar Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby mengatakan seharusnya pelaksanan Pilkada DKI Jakarta bisa menjadi contoh pelopor bagi pelaksanaan Pilkada di daerah-daerah lain.

Salah satunya, terkait dengan metode kampanye kritis (negative campaign) yang dinilai sangat tabu setiap kali pelaksanaan pemilihan di masa kampanye.

“Diharapkan Pilkada DKI bisa menjadi contoh untuk menjadi pemilu yang modern, dimana kampanye kritis (negative campaign, red) menjadi sesuatu hal yang biasa,” kata Adjie dalam acara diskusi bertejuk ‘Hitam Putih Pilkada DKI’, di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/11).

“Maksudnya, dimana satu calon menyerang calon lain atas dasar fakta yang menjadi kekurangan rival calon tersebut, baik dari kebijakan maupun dari prilakunya bisa dilakukan secara terbuka,” tambah dia.

Sebab, sambung dia, selama ini justru kampanye kritis cenderung belum bisa diterima atau tidak menjadi sesuatu hal biasa dan terbuka, sehingga black campaign justru menjadi sarana yang paling diminati untuk menyerang lawan calon kandidat tertentu.

“Selama ini, negative campaign tidak bisa dilakukan, lantaran ketika itu dilakukan lebih sering menimbulkan sikap anarkis baik dari massa relawan ataupun pendukung calon yangg diserang melalui kampanye kritis secara terbuka,” tandas dia.

Laporan: Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby