Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar saat memberikan materi diskusi di Jakarta, Kamis (8/9/2016). Diskusi yang laksanakan oleh salah satu relawan Jokowi mengambil tema " Membangun Kedaulatan Energi.

Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengatakan kebijakan satu harga bahan bakar minyak akan diberlakukan mulai Januari 2017.

“Januari ya (2017), proses pengundangannya sudah dari kita sekarang diproses di Menkumham ya,” kata Arcandra Tahar usai memberikan kuliah umum di Aula Barat Kampus ITB Jalan Ganesha Kota Bandung, Sabtu (12/11).

Kebijakan BBM Satu Harga baru saja diluncurkan Presiden Joko Widodo untuk menyamakan harga BBM di Jawa dan luar Jawa, khususnya Papua.

Arcandra mengatakan penerapan kebijakan satu harga BBM ini merupakan wujud berkeadilan yang dilakukan pemerintah. Nantinya, seluruh masyarakat di mana pun akan memperoleh BBM bersubsidi dengan harga yang sama.

“Ke depan seluruh rakyat Indonesia mendapatkan akses yang sama dari sumber-sumber energi, termasuk BBM satu harga,” kata dia.

Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke Yahukimo, Papua, Presiden Jokowi mencanangkan program BBM Satu Harga di Papua dan Papua Barat, ia selalu mendapat informasi mengenai tingginya harga BBM di Papua.

Kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga di Papua dan Papua Barat yang dicanangkan pemerintah merupakan upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Saat meresmikan kebijakan satu harga BBM, Presiden menyinggung soal ketidakadilan bagi masyarakat Papua yang selama ini terus dibiarkan sebab tak seperti di Papua, sudah puluhan tahun masyarakat yang berada di Indonesia bagian barat dan tengah menikmati harga BBM yang sama.

“Harganya seperti yang sekarang, contoh Rp6.450 per liter, sedangkan sudah berpuluh-puluh tahun di Papua harganya dari 50 ribu rupiah per liter, ada yang Rp60 ribu per liter, sampai Rp100.000 per liter. Bayangkan,” ujar Presiden.

Presiden menggarisbawahi, bila terjadi kenaikan harga BBM sebesar seribu rupiah saja, biasanya masyarakat di Pulau Jawa langsung bereaksi.

Namun, di Papua atau di wilayah bagian timur lainnya, rakyat hanya bisa terdiam ketika harga BBM berkali lipat lebih mahal dibanding wilayah lainnya. Presiden pun tidak ingin membiarkan hal ini terus terjadi.

“Di sini harga Rp60.000 per liter atau Rp100.000 per liter bertahun-tahun juga rakyat diam,” kata Presiden.

Untuk itulah pada beberapa waktu yang lalu, Presiden memberikan tugas kepada Menteri BUMN dan Pertamina untuk segera mewujudkan BBM satu harga di Papua dan Papua Barat karena dengan kebijakan tersebut diharapkan perekonomian Papua akan semakin tumbuh. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka