Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Benny K Harman menyebut nyali Presiden Joko Widodo menciut melihat Aksi Bela Islam pada 4 November 2016 lalu. Buktinya, bukannya menemui perwakilan massa aksi, Jokowi malah menuding kalau aksi tersebut ditunggaing kepentingan politik.

“Normal kalau Presiden gelisah, siapa yang ciut nyalinya saksikan aksi. Kegelisahan ditunjukkan secara berlebihan. Paranoid takut kehilangan kekuasaan karena bayang-bayang yang dia buat sendiri. Ini yang terjadi,” kata Benny dalam sebuah diskusi di bilangan Menteng, Jakarta, Minggu (13/11).

Menurut politikus Partai Demokrat ini, Jokowi dengan sengaja mengarahkan tuntutan umat Islam terkait penegakan kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, ke ranah politik.

“Jadi yang semula membawa ke soal politik siapa? Iya Presiden sendiri. Kenapa harus tuduh ada aktor politk yang hasut?” tututnya.

Pendapat Benny, sikap Jokowi menanggapi tuntutan umat Islam menunjukkan rasa ketakutan yang berlebihan. Padahal, keyakinan dia, tidak ada pihak yang ingin menumbangkan rezim Jokowi sebelum masa jabatannya habis.

“Seolah-olah ada massa besar yang ingin turunkan dia di tengah jalan. Tapi saya yakin Jokowi nggak sedang mengidap penyakit paranoid. Kalau takut dan khawatir masih sangat biasa. Kita semua ingin Jokowi lulus sampai 2019,” tuturnya.

Seperti diketahui, pasca Aksi Bela Islam II Jokowi langsung melakukan safari politik ke beberapan lembaga. Markas Besar TNI AS, Kopassus, Marinir, PB NU dan PP Muhammadiyah jadi ‘bidikan’ Jokowi.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan