Jakarta, Aktual.com – Aksi terorisme yang terjadi di Gereja Oikoumene, Kota Samarinda, Kalimantan Timur merupakan bentuk provokasi yang tidak boleh dianggap sepele. Sebab, aksi terorisme ini patut diduga kuat sengaja menyasar anak-anak yang sedang bermain di luar gedung ketika orang tua mereka merlakukan peribadatan.
“Empat orang anak menjadi korban dalam aksi terorisme provokatif kali ini. Empat orang anak yang menjadi korban tersebut diketahui sedang bermain menunggu selesainya peribadatan orang tua mereka,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Sahat Martin Philip Sinurat, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (14/11).
GMKI, sambung dia, juga mengutuk keras siapapun pihak yang mendalangi aksi terorisme yang menyasar anak-anak itu, terlepas apa pun yang mendasari tindakan tersebut.
Oleh karena itu, aksi terorisme ini harus menjadi tanggung jawab para menteri untuk mengungkap serta melakukan pengawasan terhadap para mantan narapidana terorisme, yang diduga kembali melakukan kegiatan tersebut.
“Aksi pelemparan bom tersebut menjadi tanggung jawab dari Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Wiranto serta Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly karena Kementerian tesebut memiliki kewajiban melakukan pengawasan kepada setiap napi dan residivis teroris, karena dimungkinkan untuk mengulangi tindakan kejahatan serupa yang dapat menganggu kepentingan nasional,” ujar dia.
Laporan: Novrizal Sikumbang
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Wisnu