Pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (29/9). Sandiaga mengaku kehadirannya untuk menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Sementara Anies sebelumnya sudah melaporkan harta kekayaannya kepada Lembaga Antikorupsi. Aktual/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ratusan warga RW 15 Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara menyambut kedatangan calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Minggu (13/11). Ia blusukan di perkampungan padat penduduk di pinggiran Kali Angke.

Anies berkeliling ke wilayah yang kerap banjir di Penjaringan, termasuk mendatangi pasar kaget yang berada di daerah setempat. Cagub yang diusung Gerindra dan PKS menyapa warga dan menanyakan kondisi warga.

Dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/11), Anie mengungkapkan bahwa air merupakan sumber kehidupan manusia karena merupakan komponen dan kebutuhan utama dari tubuh manusia. Baik mandi, cuci, konsumsi dan berbagai kebutuhan lainnya. Itulah mengapa banyak peradabadan yang bermula dari daerah dekat sungai.

Begitu juga dengan Jakarta, sebagai kota yang dikelilingi sungai seharusnya Jakarta mampu menghidupi masyarakatnya dengan air bersih. Akan tetapi kondisi di lapangan berbeda jauh dari konsep utopisnya.

Terbatasnya akses untuk mendapat air bersih, buruknya pelayanan dan kualitas air dari perusahaan pengelolaan air bersih hingga kebocoran pipa air yang kerap terjadi sehingga menghambat distribusi.

“Keadaan serba sulit itu makin diperparah saat musibah banjir datang dan membuat kebutuhan air bersih begitu urgent,” kata Anies.

Ketersediaan air bersih, menjadi salah satu program pasangan Anies – Sandiaga Uno ke depannya. Yakni Melalui program percepatan pipanisasi air bersih warga dan memprioritaskan perluasan cakupan dan ketersediaan air bersih untuk seluruh warga Jakarta melalui akses air bersih terpipa.

Saat ini, lanjut dia, pemerintah membebaskan biaya pemasangan pipa PAM. Akan tetapi belum semua warga memperoleh akses tersebut. Hal itu dapat dilihat berdasarkan cakupan persentase jumlah penduduk terlayani yang stagnan di 60 persen dari tahun 2012.

“Percepatan pipanisasi air bersih menjadi solusi paling memungkinkan saat ini,” jelasnya.

Mantan Menteri Pendidikan itu bertekad memberikan perhatian lebih kepada kalangan menengah ke bawah dengan memperluas kriteria penerima pemasangan pipa PAM gratis untuk warga yang memiliki luas rumah 150 meter persegi ke bawah.

Selain itu subsidi sebesar 80 persen pembayaran langganan air pada warga yang luas rumah di bawah 70 meter persegi yang tinggal di rusun milik pemerintah. Kemudian peningkatan kapasitas produksi air baku dan air bersih dengan sebesar 30 persen dari data produksi tahun 2015 di wilayah DKI. Peningkatan diimbangi dengan peningtakan tata kelola.

“Dengan air bersih yang berlimpah maka masyarakat akan lebih mudah memperoleh akses untuk mengaplikasikan di rumah-rumah mereka,” pungkas Anies.[Soemitro]

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid