Karyawan penukaran mata uang asing menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. Rupiah ditutup terapresiasi tipis 0,02% atau 2 poin ke level Rp13.084 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.058 – Rp13.099 per dolar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar rupiah di Jakarta melemah 28 poin menjadi Rp13.368, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.340 per dolar AS.

“Rupiah kembali bergerak melemah sejalan dengan penguatan dolar AS di pasar kawasan Asia,” kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis (17/11).

Meski rupiah melemah, lanjut dia, relatif sudah mulai terbatas, secara umum permintaan dolar AS di dalam negeri sudah berkurang drastis terlihat dari pasar saham dan surat utang di dalam negeri mulai stabil dengan kecenderungan menguat.

Ia menambahkan bahwa fokus pelaku pasar hari ini (17/11) akan tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang sudah dimulai semenjak Rabu kemarin (16/11).

“BI yang semakin condong mendukung pertumbuhan semenjak 3 bulan terakhir diperkirakan mengutamakan stabilitas dengan mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-Day Repo Rate) di level 4,75 persen.

Sedangkan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), turur melemah 4,98 poin atau 0,10 persen menjadi 5.180,48. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 1,25 poin (0,14 persen) menjadi 868,79.

“IHSG terkena aksi ambil untung oleh pemodal setelah mengalami penguatan pada hari sebelumnya,” kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere.

Menurutnya, Donald Trump membawa tiga isu penting mengenai kebijakan perdagangannya, yakni melakukan tindakan keras dan tegas ke Tiongkok yang dianggap telah memanipulasi mata uang untuk meningkatkan ekspor. Kemudian, negosiasi ulang perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara (NAFTA). Dan, menolak Trans Pacifik Partnership (TPP).

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa volatilitas mulai terbatas, indeks BEI menunjukkan mulai bergerak konsolidasi dengan peluang penguatan masih terbuka.

“Potensi penguatan masih terbuka ditopang oleh kondisi perekonomian yang stabil, dan semakin berkurangnya aliran dana asing yang keluar dari pasar saham domestik,” katanya.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 34,08 poin (0,15 persen) ke level 22.314,61, indeks Nikkei turun 12,84 poin (0,07 persen) ke level 17.849,37, dan Straits Times menguat 13,45 poin (0,50 persen) posisi 2.808,39.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka