Sejumlah petugas memperbaiki tebing Kali Kening yang longsor sepanjang 150 meter di dekat sungai Bengawan Solo di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa (18/10). Perbaikan tebing longsor itu guna mengantisipasi dampak bahaya longsor tersebut terhadap puluhan rumah warga di sekitar lokasi tersebut. ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo/aww/16. *** Local Caption *** BOJONEGORO, JAWA TIMUR

Jakarta, Aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebagian wilayah di Indonesia masih berpotensi terancam bencana banjir dan tanah longsor mengingat puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari 2017.

“Masyarakat dan pemerintah daerah harus mewaspadai ancaman bencana banjir dan tanah longsor yang diprediksi akan terus meningkat hingga Januari 2017,” katanya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (17/11).

Adanya anomali cuaca dan kemarau basah mengakibatkan bencana hidrometeorologi meningkat selama tahun 2016, katanya.

Data BNPB menunjukkan jumlah kejadian bencana adalah 1.985 kali. Dampaknya 374 orang meninggal, 383 orang luka, 2,52 juta jiwa menderita atau mengungsi, dan ribuan rumah rusak.

Longsor menjadi bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa. Diprediksi banjir dan longsor akan makin meningkat hingga Maret 2017.

Menurut data yang didapatkan dari BNPB, 315 kabupaten dan kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir di Indonesia. Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi banjir 63,7 juta jiwa dan sebanyak 6.102 banjir dalam kurun waktu 10 tahun, sedangkan 2,7 ribu jiwa meninggal akibat banjir dalam kurun waktu 10 tahun Potensi banjir diprediksi akan meningkat hingga akhir tahun 2016 seiring dengan meningkatnya intensitas hujan “Curah hujan di wilayah Indonesia akan terus meningkat. La Nina dan Dipole Mode negatif diperkirakan sampai Desember 2016. Suhu mula laut perairan di Indonesia masih hangat.

Suplai massa uap air ke atmosfer masih melimpah sehingga potensi hujan tinggi. Ancaman banjir, longsor dan puting beliung akan terus meningkat dengan puncak kejadian pada Januari 2017. Kawasan yang perlu mendapat perhatian khusus antara lain Aceh, Kota Medan, Kawasan Riau (Sungai Siak, Kampar, Rokan), Jambi (Sungai Batanghari), Banten (Sungai Ciujung dan Cisadane), Jakarta (Sungai Ciliwung, Pesanggrahan, Angke), Jawa Barat (Sungai Citarum), Jawa Tengah meliputi Wilayah Sungai Jratunseluna, Sungai Bengawan Solo Hulu dan Sungai Citanduy, serta Jawa Timur di sepanjang Sungai Bengawan Solo dan Sulawesi,” ujar Sutopo.

Meningkatnya intensitas hujan di bulan November dan Desember, mengakibatkan peluang terjadinya tanah longsor menjadi lebih besar.

Tanah longsor dominan terjadi di Pulau Jawa yang memiliki jumlah penduduk 137 juta pada tahun 2015 (proyeksi BPS) dan Pulau Sumatera dengan penduduk 50,8 juta (proyeksi BPS).

Daerah-daerah yang memiliki topografi pegunungan dan perbukitan seperti di Bukit Barisan dari Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Sumsel, Lampung, Jawa bagian tengah dan selatan, Bali, NTT, NTB, Maluku dan Papua Sulawesi (hampir sebagian besar semua wilayah dengan topografi pegunungan yang berpotensi longsor dan banjir bandang).{Ant}

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Andy Abdul Hamid