Jakarta, Aktual.com – Dalam pengajian tafsir Al Quran di masjid Al Asyraf Cairo-Mesir, Syeikh Dr.Yusri Rusydi Jabr Al Hasani menyampaikan bahwa kita diharuskan memiliki sikap yang jelas untuk memihak suatu kebenaran sebab dengan cara demikian pertolongan Allah SWT akan datang bagi kita baik di dunia maupun di akhirat. Kalaupun tidak mendapatkannya di dunia ini maka kelak di akherat pasti mendapatkannya.

Akan tetapi berbeda dengan mereka (orang-orang munafik) yang bermuka dua (kesana kemari memihak atas pertimbangan keuntungan materi) semata, maka mereka tidak akan memperoleh pertolongan-Nya baik di dunia maupun di akherat nanti. Firman-Nya:

فَعَسَى اللّهُ أَن يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِّنْ عِندِهِ

“Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya”[ QS:Al Maidah/5 ayat 52]

Maksud dari kata الْفَتْحِ / alfath (kemenangan) adalah sebuah keputusan yang pasti antara orang mukmin dan kafir dari Allah SWT. Dalam surat An-Nisa Allah SWT Berfirman:

وَلَن يَجْعَلَ اللّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلاً

“Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman” [QS:An-Nisa/4 ayat 141]

Jelas bahwa alfath (kemenangan) bermakna اَلْحُكْمُ / alhukm (keputusan/vonis) begitu pula dengan sebutan asma Allah اَلفَتَّاحُ /Al Fattah (Yang Maha Pemberi kemenangan) berarti اَلْحَاكِمُ /Al Hakim (Yang Maha Bijaksana dalam memberikan keputusan), sebagaimana firman-Nya dalam ayat yang lain:

رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ

“Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya”. [QS:Al A’raaf/7 ayat 89]

Jadi tafsiran الْفَتْحِ / alfath (kemenangan) pada ayat diatas adalah:

اَلْحُكْمُ اْلجَازِمُ اَّلذِي فِيْهِ اَنَّ اللهَ يَنْصٌرُ اَوْلِيَاءَهُ وَلاٌ يٌنْصُرُ اَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ

“Vonis yang pasti dimana Allah SWT akan memberikan kemenangan kepada para kekasihnya (orang mukmin) dan Dia tidak akan memberikan pertolongan itu kepada para kekasih syetan (orang kafir)”

فَيُصْبِحُواْ عَلَى مَا أَسَرُّواْ فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ

“Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka”.[QS:Al Maidah/5 ayat 52]

Orang-orang munafik yang bersekutu dengan orang Yahudi dan Nasrani demi meraih keuntungan duniawi, mereka tidak akan mendapatkan apapun dari yang diangan-angankannya melainkan penyelasalan yang mendalam atas (kekeliruan) yang telah mereka perbuat. Dalam ayat selanjutnya Allah SWT Berfirman :

وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُواْ أَهَؤُلاء الَّذِينَ أَقْسَمُواْ بِاللّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ إِنَّهُمْ لَمَعَكُمْ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَأَصْبَحُواْ خَاسِرِينَ

“Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: “Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu?” Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi”[QS:Al Maidah/5 ayat 53]

Ayat tersebut menggambarkan Ketika seorang muslim telah bersaksi/bersyahadat dengan sungguh-sungguh dan menyatakan bahwa ia termasuk kaum muslimin akan tetapi disaat terjadi fitnah yang bergejolak, ia lebih memihak kaum kafir daripada kaum muslimin. Hal tersebut membuat keheranan tersendiri bagi kaum muslimin. Tafsirannya sebagai berikut:

تَعَجَّبَ الْمُؤْمِنُونَ مِنْ حَاِلهِمْ كَيْفَ اَنَّهُمْ اَقْسَمُوْا مَعَنَا ثُمَّ اطُّلِعَ بَعْدَ الْاَخِيْرِ اَنَّهُمْ يَقِفُوْنَ فِيْ جِوَارِ اَعْدَائِنَا ضِدَّنَا

Orang-orang mukmin merasa heran atas sikap mereka (kaum munafik) seraya berkata: “ bagaimana bisa orang-orang yang telah bersumpah/mengucap syahadat bersama kami, tiba-tiba di kemudian hari mereka disinyalir berada bersama barisan musuh (kaum kafir) untuk melawan kami”.

Lalu Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya:

حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَأَصْبَحُواْ خَاسِرِينَ

“Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi” [QS:Al Maidah/5 ayat 53]

Allah SWT menegaskan bahwa mereka orang-orang munafik tidak akan mendapatkan ganjaran pahala atas amal ibadahnya di akherat kelak tidak pula dengan bermuwalat kepada orang-orang kafir, mereka lantas akan memperoleh harta, jabatan atau kedudukan yang mereka cita-citakan, sungguh merekalah (kaum munafik) orang-orang yang merugi di dunia dan akherat.

Deden Sajidin

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid