Pengungkapan sindikat percetakan dan peredaran uang palsu sebanyak 20 ribu lembar uang pecahan Rp100 ribu atau senilai Rp2 miliar di 10 provinsi ini dikendalikan oleh seorang narapidana dari LP.

Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia meminta masyarakat Bengkulu untuk mewaspadai peredaran uang palsu, termasuk saat pergelaran tahapan Pemilihan Kepala Daerah 2017.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkuku, Minggu (20/11), mengatakan belanja peserta pilkada maupun masyarakat meningkat saat gelaran pilkada sehingga perputaran uang juga lebih tinggi dibandingkan situasi normal.

“Kalau perputaran uang tinggi, artinya potensi beredarnya uang palsu juga meningkat, ini bisa saja menjadi kesempatan bagi mereka yang ingin mengambil keuntungan dengan cara-cara yang buruk,” kata dia.

Endang mengimbau masyarakat berhati-hati saat tertentu, contohnya pada malam hari. Kondisi yang tidak mendapatkan cahaya cukup bisa membuat masyarakat tertipu uang palsu.

“Jangan bertransaksi pada kondisi cahaya lampu yang redup, nanti susah membedakan apakah itu uang atau lembaran kertas mirip dengan uang,” kata dia lagi.

Bagi para pedagang Kepala BI Bengkulu Itu menyarankan agar memiliki alat pendeteksi keaslian uang seperti lampu ultraviolet.

“Atau setidaknya ganti lampu toko anda dengan yang lebih terang guna mengenali ciri uang dengan cara dilihat, diraba dan diterawang,” ucapnya.

Menurut dia, Bank Indonesia pada 2016 ini menemukan jutaan lembaran mirip uang atau jamak dikenal masyarakat dengan uang palsu.

“Per bulannya kita temukan sekitar 1,3 juta-1,5 juta didominasi nominal pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu,” ujarnya.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby